Pelatih timnas Indonesia senior dan U-22, Luis Milla, sempat menjadi sorotan pekan lalu. Hal ini tak lepas dari wawancara eks gelandang Barcelona dan Real Madrid itu dengan media Negeri Matador, Diario de Teruel, sebagaimana dimuat di situs Diariodeteruel.es.
Penulis: Andrew Sihombing
Dalam wawancara itu, Luis Milla disebut menyamakan level tim-tim top di kasta teratas kompetisi Indonesia dengan klub Segunda A yang merupakan kasta kedua di Liga Spanyol, sementara yang bukan klub top Indonesia, menurut Milla, setara dengan level Segunda B alias level ketiga di Negeri Matador.
Hanya, menurut Bayu Teguh, penterjemah Milla selama di Indonesia, wawancara itu mungkin dilepaskan dari konteksnya.
"Milla bukan berbicara soal kualitas, melainkan struktur sepak bola di Indonesia," katanya di sela wawancara eksklusif BOLA dengan Milla pada awal pekan ini.
Dalam wawancara dengan Diario de Teruel, Milla menyebut kelemahan Indonesia dalam hal pembinaan usia dini. Sang pelatih menyoroti ketiadaan kompetisi bagi anak usia lima hingga tujuh tahun serta penanganan yang baik bagi pemain pada umur tersebut seperti di negaranya.
Tapi, di mata Milla, bal-balan Indonesia bukannya tak punya harapan lagi. Ada satu hal penting yang menurutnya krusial untuk dilakukan.
"Indonesia adalah negara dengan sepak bola yang masih bisa berkembang. Masih banyak hal yang mesti diperbaiki. Yang ingin saya tekankan adalah soal pelatih bagus untuk melatih anak-anak. Hal ini yang harus diperbanyak," ucapnya kepada BOLA.
Mengembangkan
Peningkatan kualitas pelatih memang menjadi salah satu fokus PSSI tahun ini. Direncanakan ada 16 kursus kepelatihan, mulai dari level C AFC hingga instruktur, yang rencananya digeber sepanjang tahun.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar