Turnamen akbar bertajuk Football for Peace (FFP) 2017 akan digelar pada 19-21 Mei di Gelanggang Olahraga Soemantri Brojonegoro, Kuningan, Jakarta. Sebanyak 30 tim dari beberapa negara sahabat mengikuti pergelaran yang mempunyai misi mengampanyekan perdamaian itu.
Penulis: Ferry Tri Adi
Uni Papua Football Community, sebuah organisasi sepak bola sosial, menjadi aktor penyelenggara FFP 2017.
Sejak Januari lalu mereka menyosialisasikan kegiatan tersebut yang dihadiri perwakilan 22 negara yang diundang, kedutaan besar, dan komunitas internasional yang berada di Jakarta.
Berdiri pada 2013, Uni Papua kemudian resmi menjadi angota FIFA Football for Hope pada 2014 hingga kini.
Penyelenggarakan Football for Peace merupakan agenda akbar pertama Uni Papua yang bertajuk perdamaian di Indonesia. Uni Papua yakin akan kekuatan sepak bola yang bisa menyatukan bangsa.
“Sepak Bola Perdamaian atau Football for Peace ini adalah kerja sama Uni Papua dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia di mana kami ingin mengampanyekan perdamaian lewat cara yang lebih kreatif, yaitu sepak bola," tutur Harry Widjaja, Pendiri Uni Papua.
"Uniknya pesertanya ialah diplomat, ekspatriat, dan aktivis sepak bola yang bukan prestasi. Kami percaya akan kekuatan sepak bola bisa menyatukan bangsa,” katanya.
Tak hanya itu, cita-cita luhur Uni Papua juga ingin membangun karakter anak-anak bangsa.
Lewat sepak bola, Uni Papua bisa menjangkau anak-anak untuk menanamkan nilai kemanusiaan pada usia dini, membangun karakter, melatih, membekali, dan memberdayakan masyarakat agar tidak terkena pengaruh buruk masalah sosial, seperti narkoba, alkohol, pergaulan bebas, dan kemiskinan.
Uni Papua juga peduli dengan lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan ingin menciptakan perdamaian serta mengembangkan komunitas positif.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Moresby Sawor dan Gabriel Edoway, selaku duta Uni Papua.
“Tak hanya bermain sepak bola, tapi juga membentuk pribadi yang baik melalui sepak bola. Proses untuk menjadi sempurna itu membutuhkan waktu. Saya banyak gagal. Namun, setelah berproses bersama Uni Papua, banyak nilai-nilai yang mengubah hidup saya," kata Moresby.
Baca Juga:
- Andaikan Palermo Tak Menjual Pemain Bintang
- Kehancuran Blackburn Rovers karena Pengusaha Ayam
- Wawancara Ciro Ferrara: Juventus, Rahasia Italia, sampai Liga 1 Indonesia
"Uni Papua membentuk karakter lewat sepak bola, membangun kepercayaan diri, bermotivasi tinggi, pandai bekerja sama, kuat dalam memimpin, keratif, dan menghargai sesama,” ucapnya.
Gabriel Edoway juga menambahkan pengalaman positif.
"Hal yang saya rasakan setelah bergabung dengan Uni Papua ialah kedisiplinan, peningkatan moral, dan saling menghargai," tuturnya.
Ajang FFP 2017 merupakan turnamen sepak bola dengan sistem mini soccer tujuh melawan tujuh. Babak penyisihan dari 30 tim akan dilaksanakan pada 19 dan 20 Mei untuk menemukan delapan terbaik.
Laga semifinal dan final digelar pada 21 Mei. Tak hanya partai puncak, FFP 2017 juga membuat Festival Merah dan Putih sebelum laga final.
Festival tersebut merupakan pertandingan 11 lawan 11 di mana semua peserta akan akan mengirimkan perwakilan untuk mengampanyekan sepak bola perdamaian.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.766 |
Komentar