Satu lagi pelatih asal Italia menunjukkan prestasi cemerlang musim ini. Asisten Antonio Conte saat di Juventus dan timnas Italia, Massimo Carrera, membawa Spartak Moskva menjuarai Liga Rusia 2016-2017.
Kepastian Carrera dan Spartak meraih titel diperoleh pada akhir pekan lalu. Mereka menang tipis 1-0 atas Tom Tomsk berkat gol winger timnas Belanda, Quincy Promes.
Spartak Moskva kini berada di posisi teratas klasemen Liga Rusia dengan 63 poin. Mereka tak mungkin lagi dikejar tim runner-up, CSKA Moskva (53), dalam tiga pekan tersisa.
Titel ini bersejarah buat Spartak lantaran menjadi gelar liga pertama dalam 16 tahun bagi klub asal ibu kota Rusia itu.
Antonio Conte's former assistant Massimo Carrera: "Antonio is one of the best in the world. He can win the Premier League." pic.twitter.com/iSd4ARvvXW
— Chelsea Live (@chelsea90live) November 8, 2016
Bagi Carrera pribadi, gelar ini juga sangat penting karena dirinya baru menjalani musim perdana sebagai pelatih tetap Spartak sejak Agustus 2016.
Carerra berkolaborasi dengan Conte di Juventus (2012-2014) dan mengikutinya ke timnas Italia (2014-2016).
Meski terpaut ribuan kilometer dari negara kelahirannya, kesuksesan Carrera dirayakan media Italia.
Publik Negeri Piza semringah lantaran prestasi pelatih berusia 53 tahun itu melengkapi kejayaan para arsitek tim asal Italia musim ini.
Carrera mengikuti jejak Carlo Ancelotti, yang menjuarai Bundesliga bersama Bayern Muenchen. Mantan bosnya, Conte, juga melaju sebagai kandidat kuat juara Liga Inggris dan Piala FA bareng Chelsea.
Lebih spesifik lagi, Juventus paling lebar tersenyum. Sebagai eks pemain bertahan Bianconeri (1991-1996), Carrera melengkapi kisah gemilang mantan awak Juve di kursi pelatih.
Baca Juga:
Ya, selain Conte dan Ancelotti, Zinedine Zidane menatap dua trofi bersama Real Madrid di La Liga dan Liga Champions. Bekas klubnya, Juventus, terdepan pula soal persaingan juara Liga Italia dan Liga Champions.
Kemunculan para pelatih hebat jebolan Juve musim ini tak luput dari apresiasi kolega mereka, Ciro Ferrara.
"Di klub sebesar Juventus, Anda menemukan level keseimbangan dalam teknik, mental, dan ketenangan," katanya dalam wawancara dengan JUARA.net, Minggu (7/5/2017).
"Semua mantan pemain atau pelatih akan memiliki DNA mental juara yang ditanamkan Juventus. Hal itulah yang menjadi faktor spesifik untuk menjadi pemenang," ujar eks pemain (1994-2005) dan pelatih (2009-2010) Bianconeri itu.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar