Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Strategi Baru Pelita Jaya Sukses Tuntaskan Penantian 26 Tahun

By Diya Farida Purnawangsuni - Senin, 8 Mei 2017 | 15:00 WIB
Tim Pelita Jaya EMP Jakarta berfoto dengan trofi juara Indonesian Basketball League (IBL) 2017 yang mereka raih setelah memenangi babak final atas Satria Muda Pertamina Jakarta dengan skor 2-1.
IBL INDONESIA
Tim Pelita Jaya EMP Jakarta berfoto dengan trofi juara Indonesian Basketball League (IBL) 2017 yang mereka raih setelah memenangi babak final atas Satria Muda Pertamina Jakarta dengan skor 2-1.

Penantian 26 tahun Pelita Jaya EMP Jakarta untuk menjadi juara tuntas pada gim ketiga final Indonesian Basketball League (IBL) 2017 yang berlangsung di BritAma Arena, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Minggu (7/5/2017).

Kemenangan Pelita Jaya atas Satria Muda Pertamina Jakarta dengan skor 72-62 tersebut mengakhiri seri final IBL musim ini pada kedudukan 2-1.

Sebelumnya, kedua tim membagi poin kemenangan 1-1 setelah sama-sama memenangi laga kandang.

Pelita Jaya menang pada gim kesatu di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/5/2017), sedangkan Satria Muda menang pada gim kedua di BritAma Arena, Sabtu (6/5/2017).

Pelatih kepala Pelita Jaya, Johannis Winar, mengaku punya resep khusus untuk memenangi pertarungan pamungkas mereka pada IBL musim ini.

Resep baru inilah yang pada akhirnya menyudahi fase puasa gelar Pelita Jaya selama lebih dari dua dekade.

Baca juga:

"Kalau kami datang ke gim ketiga dengan cara yang sama seperti pada gim kedua, kami akan kalah," tutur Winar seusai pertandingan.

"Akhirnya, kami (tim pelatih) memutar otak untuk memasang strategi dan pola baru. Puji Tuhan, kami berhasil menjadi juara," kata Winar lagi.

Pelita Jaya terbilang beruntung dapat menjalankan strategi baru dengan sangat baik sepanjang laga berjalan. Apalagi, Pelita Jaya baru melatih game plan tersebut pada Minggu pagi, sebelum gim ketiga dimainkan.

"Saya harus bilang kami juga dibantu 'luck'. Satria Muda bermain sangat luar biasa pada gim ketiga, tetapi kami yang berhasil memenangi pertandingan," ucap Direktur Operasional Pelita Jaya Fictor Gideon Roring, secara terpisah.

Selain faktor keberuntungan, determinasi tinggi para pemain Pelita Jaya juga menjadi kunci kesuksesan lainnya.

Pengalaman dua kali gagal di final menjadi pelajaran berharga bagi Ponsianus Nyoman Indrawan dkk. Jelas, Pelita Jaya tidak ingin tersandung untuk kali ketiga.

"Saat unggul pada paruh pertama, saya hanya mengingatkan para pemain bahwa kami pernah berada dalam situasi seperti ini pada gim kedua. Namun, kemenangan kemudian dilepas," kata Winar.

"Sekarang, segalanya bergantung pada pemain di lapangan apakah mau mengulang kesalahan atau meraih kemenangan. Pelatih hanya bisa mengarahkan dari pinggir lapangan," ucap Winar.

Gelar juara IBL 2017 mengubah koleksi titel kampiun Pelita Jaya pada liga basket tertinggi di Tanah Air menjadi tiga. Pada era Kobatama, Pelita Jaya tercatat dua kali mengangkat trofi yakni pada musim 1990 dan 1991.

Menariknya, saat Pelita Jaya merengkuh gelar juara pertama, Fictor masih berstatus sebagai pemain.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Delia Mustikasari
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X