Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PP Perbasi) menyambut baik revisi aturan FIBA terkait penggunaan hijab bagi atlet perempuan. Menurut PP Perbasi, regulasi baru ini membuka kesetaraan bagi semua pebasket putri.
"Kami tentu sangat senang dengan keputusan FIBA ini karena kini semua pemain sudah tidak punya batasan lagi," tutur High Performance Director Badan Tim Nasional PP Perbasi, Ferry Jufri, kepada JUARA melalui sambungan telepon, Jumat (5/5/2017).
"Sekarang, mereka bisa mengikuti kejuaraan internasional di level apa pun tanpa merasa didiskriminasi," kata Ferry lagi.
Indonesia pernah merasakan ketidakadilan dari FIBA saat mengikuti SEA Games Singapura 2015. Kala itu, tim nasional (timnas) putri Indonesia terpaksa mencoret salah satu pemain, Raisa Aribatullah, karena FIBA masih melarang pemakaian hijab.
Raisa adalah salah satu dari sekian banyak pemain basket di seluruh dunia yang memakai hijab.
Baca juga:
- Menangi Laga Sengit, Pelita Jaya Ungguli Satria Muda 1-0
- Satria Muda Siap Berlari dengan Pemain Muda
- Pelita Jaya Merendah
Selain Indonesia, timnas putri Qatar juga terpaksa mundur dari Asian Games Incheon 2014 karena permohonan izin untuk mengenakan hijab selama bertanding ditolak FIBA.
Namun, hal ini sudah direvisi FIBA. Organisasi bola basket dunia itu memastikan para pebasket putri dengan hijab bisa mengikuti kompetisi internasional per 1 Oktober 2017.
Dalam pernyataan resminya, FIBA menulis beberapa poin penggunaan hijab yang diizinkan, salah satunya adalah tidak membahayakan pemain yang memakai dan pemain lain.
FIBA juga menulis regulasi baru ini muncul sebagai hasil dari fakta bahwa pemakaian tutup kepala dan atau seluruh badan pada sebagian pakaian tradisional di beberapa negara tidak sesuai dengan regulasi headgear sebelumnya.
Editor | : | Pipit Puspita Rini |
Sumber | : | FIBA |
Komentar