Keran gol Beto Goncalves akhirnya terbuka juga. Sebiji gol yang ditorehkannya pada menit ke-62 laga kontra Bhayangkara FC, Rabu (3/5/2017), menyetop puasa gol di Liga 1 pada hitungan 331 menit.
Penulis: Andrew Sihombing/Noverta Salyadi
Penyerang asal Brasil ini memang sempat menjadi pusat perhatian karena tak kunjung menjebol gawang lawan di tiga pekan pembuka Liga 1. Padahal, ia selalu bermain penuh di ketiga partai Laskar Wong Kito tersebut.
Mungkinkah, pada usianya yang kini sudah 36 tahun, ketajaman Beto sudah menemui senjakala? Bisa jadi demikian pertanyaan yang menggelayuti benak penikmat sepak bola nasional.
Performa Beto memang tidak lagi seganas di TSC 2016 ketika ia menjadi pemain tersubur dengan torehan 25 gol. Setidaknya demikian yang tergambar dari statistik Labbola.
Di turnamen jangka panjang tahun lalu, eks penyerang Persipura ini mencatatkan rataan 2,7 tembakan per partai dengan rata-rata 1,6 shots on goal.
Bandingkan dengan di Liga 1 musim 2017 ketika striker bertinggi 175 cm tersebut hanya menorehkan rata-rata 1,2 tembakan per partai (0,5 shots on goal tiap pertandingan).
Beto tak bisa menutup rasa lega. Hanya, kegembiraannya tak maksimal karena Sriwijaya harus kalah 1-2 dari tim tamu.
“Saya senang bisa mencetak gol, tetapi juga sedih belum bisa memberikan kemenangan. Kita akan kerja lagi membenahi kekurangan dan memperbaiki mental. Semua harus kerja dan semangat melupakan kekalahan untuk bangkit,” ujar Beto.
Suporter Sriwijaya sebenarnya tak perlu terlalu merisaukan keganasan Beto. Setidaknya, belum perlu terlalu waswas. Beto bukannya tak pernah gagal mencetak gol dalam waktu lama seperti sekarang.
Baca Juga:
- Pierre-Emerick Aubameyang segera Bertolak ke Paris?
- Bek Asing Persegres 'Mogok', Pelatih Hanafi Kecewa
- Manchester United Siapkan Rp 1,1 Triliun untuk Beli Ayam
Pada era Liga Super musim 2008-2009, saat masih berkostum Persipura, Beto pernah 'menghilang' dari papan skor selama lima pertandingan.
Toh, ketika itu ia akhirnya tetap bisa mencetak total 22 gol sepanjang musim alias hanya kalah dari Boaz Solossa (Persipura) dan Cristian Gonzales (Persib), yang sama-sama mengemas 28 gol.
Suporter klub kebanggaan Palembang dan Sumatra Selatan ini rasanya perlu lebih khawatir dengan pencapaian tim.
Kekalahan dari Bhayangkara pada tengah pekan ini membuat Teja Paku Alam cs tertahan di peringkat ke-14 dengan koleksi 4 poin.
Jumlah ini adalah yang terjelek dalam periode empat pekan sejak era LSI, sama yang dikoleksi pada musim 2013. Ketika itu, Sriwijaya akhirnya finis di peringkat kelima klasemen.
Apakah klub dan suporter ingin melihat klub mengakhiri musim di posisi yang sama? Tentu tidak, bukan?
Pada TSC saja, ketika tercatat sebagai pemuncak klasemen setelah empat duel pembuka dengan koleksi 8 poin, Sriwijaya cuma finis di peringkat keempat!
Beruntunglah pelatih Osvaldo Lessa karena manajemen belum berpikir mengevaluasi kinerjanya.
"Ini baru awal musim. Walau demikian, kami akan tetap evaluasi semua kinerja tim," ujar Sekretaris Sriwijaya, Achmad Haris.
Tapi, kalimat itu pun semestinya tidak bisa terlalu menjadi pegangan bagi Lessa.
Mantan pelatih fisik yang juga pernah menjadi pelatih kepala Persipura ini tentu sudah belajar dari kasus pemecatan mendadak Widodo C Putro dari kursi pelatih menjelang Liga 1.
Sebelum memutuskan kerja sama dengan Widodo, manajemen juga menyebut posisi sang pelatih aman. Lessa mengakui bahwa timnya dalam kondisi sulit.
"Kami ingin menjadi juara. Tapi, sekarang sudah dua kali kalah. Karena itu, saya mengatakan pada pemain untuk menghentikan kekalahan ini," ujar Lessa.
"Agar menjadi juara, butuh 70 atau 75 poin. Dari putaran pertama, kami butuh 37 poin. Semua pemain harus melihat itu. Peluang harus direbut, walaupun sulit karena sudah dua kali kalah," ucap sang pelatih.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar