Liga 1 baru berjalan empat pekan, tapi sejumlah keluhan terhadap kinerja wasit begitu deras. Pada pekan pertama, Arema FC melayangkan protes kepada PT Liga Indonesia Baru (LIB) lantaran hakim garis menganulir gol Cristian Gonzales kontra Persib.
Penulis: Ferry Tri Adi
Asisten wasit menganggap Gonzales sudah dalam posisi off-side, sementara pihak Singo Edan mengklaim keputusan tersebut keliru. Alhasil, Komite Wasit PSSI pun mengistirahatkan sang asisten wasit selama empat laga.
PSM juga mengajukan protes karena wasit memberikan penalti kepada Mitra Kukar pada menit akhir laga. Padahal, Juku Eja tengah unggul 1-0.
Pertandingan pekan kedua itu berakhir seri 1-1. Pihak PSM juga menyoroti pemberian empat kartu kuning kepada skuatnya.
Demikian juga Borneo FC, yang berkoar soal ketidakpuasannya terhadap kinerja pengadil lapangan dalam dua laga awal. Pesut Etam mengkritik penganuliran dua golnya serta pengesahan satu gol PS TNI.
Tak cuma itu, Bhayangkara FC ikut mengeluh soal kualitas wasit. Sang pelatih, Simon Mcmenemy, menilai kualitas wasit yang memimpin pertandingan sepak bola di Indonesia masih rendah atau di bawah standar.
Menyikapi kondisi tersebut PSSI tidak tinggal diam. Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, mengaku bahwa masalah tersebut tengah diatasi.
Namun, Jokdri, sapaan akrabnya, menegaskan kondisi perwasitan di Indonesia tidak perlu disikapi berlebihan karena semua ada porsinya masing-masing.
“Semua tim yang mengeluh soal kinerja wasit itu spontanitas ketika timnya kalah atau sedang mengejar kemenangan misalnya. Komite Wasit PSSI tidak menutup mata dan bekerja keras menyelesaikan masalah tersebut. Pasti ada evaluasi mendetail untuk kinerja wasit," kata Joko.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar