Ada peribahasa berbunyi 'bukan salah bunda mengandung, salah oleh badan buruk pinta'. Artinya, menyesali nasib buruk yang datang bukan karena kesalahan orang lain, melainkan diri sendiri. Peribahasa ini cocok menggambarkan AC Milan pada gim melawan Crotone (30/4/2017).
Penulis: Theresia Simanjuntak
Menghadapi tim penghuni zona degradasi, I Rossoneri hanya meraih hasil seri 1-1. Mereka malah sempat tertinggal 0-1 di babak pertama sebelum Gabriel Paletta mencetak gol penyama kedudukan pada menit ke-50.
Sebagai pelatih, kinerja Vincenzo Montella kembali disorot. Tidak sedikit suporter Milan berharap Si Pesawat Kecil meninggalkan klub akhir musim ini meski 2016-2017 adalah musim debut kepelatihannya di San Siro.
Memang, paling mudah menyalahkan pelatih ketika tim gagal mendapatkan hasil positif. Namun, beban juga perlu para pemain rasakan.
Bila melihat statistik kontra Crotone, Milan seharusnya bisa memenangi laga. Mereka mencatat 64 persen penguasaan bola dan melepas tujuh tembakan akurat.
Sebagai perbandingan, Crotone cuma dapat membuat tiga upaya tepat sasaran.
Jelas, penyelesaian akhir Milan buruk. Sebagai pemain yang bertugas menggedor serangan lawan, para penyerang-lah yang harus bertanggung jawab atas sedikitnya gol tim.
Para pemain menyerang Setan Merah memang sedang kurang produktif terhitung sejak mengalahkan Palermo 4-0 pada 9 April.
Dalam tiga partai terbaru Serie A, Milan melesakkan total empat gol saja. Sebanyak tiga gol dicetak oleh para pemain belakang.
Gianluca Lapadula satu-satunya penyerang Milan yang menyarangkan gol pada periode tersebut, tepatnya ke jala Empoli (23/4/2017).
Ekspektasi
Menyalahkan Montella atas pencapaian Milan di 2016-2017 merupakan bukti betapa besar ekspektasi dari mantan striker AS Roma itu untuk mengembalikkan tim ke era kejayaan.
Di era yang serbainstan, orang-orang cenderung tidak peduli pada proses, satu hal yang coba Montella jalankan saat ini.
Jadi, apakah manajemen klub harus mempertahankan atau melepas pelatih berusia 42 tahun itu? Sejauh ini, Montella memperlihatkan dirinya pantas mendapat kesempatan.
Baca Juga:
- 4 Hal Menarik dari Kemenangan 2-0 Juventus atas AS Monaco
- Emre Can: Liga Champions Selalu Jadi Target Liverpool
- Bersama Paulo Sergio, Bhayangkara FC Berharap Lebih Agresif
Pada musim debutnya, Montella telah mempersembahkan satu titel Piala Super Italia, gelar perdana buat Milan sejak 2011, dengan menaklukkan raksasa Italia enam tahun terakhir, Juventus.
Produktivitas gol Milan era Montella juga lebih baik ketimbang 2015-2016. Di Serie A musim ini, mereka mengemas 51 gol hingga pekan ke-34, lebih banyak dua gol dari semua gol yang mereka lesakkan hingga akhir musim lalu.
Kunci kebangkitan Milan terletak pada seberapa besar kepercayaan manajemen, termasuk pemilik baru, agar Montella membangun timnya sendiri. Di skuat saat ini, masih banyak pemain yang bukan favorit Montella.
Lihat saja betapa berani Montella rutin mencadangkan pemain tertajam Milan sejak 2015-2016, Carlos Bacca, lantaran tidak sesuai dengan skema favorit sang pelatih, 4-3-3.
Statistik Pemain Menyerang Milan Di Serie A 2016=2017
- Carlos Bacca: Main/Gol: 29/13, Gol Terakhir: Vs Palermo (9/4/2017)
- Suso: Main/Gol: 31/7, Gol Terakhir: Vs Palermo (9/4/2017)
- Gianluca Lapadula: Main/Gol: 23/6, Gol Terakhir: Vs Empoli (23/4/2017)
- Giacomo Bonaventura: Main/Gol: 19/3, Gol Terakhir: Vs Udinese (29/1/2017)
- Lucas Ocampos: Main/Gol: 14/3, Gol Terakhir: Vs Crotone (22/1/2017)
- Gerard Deulofeu: Main/Gol: 14/2, Gol Terakhir: Vs Palermo (9/4/2017)
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.764 |
Komentar