Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Komparasi Juventus dengan Man United 1998-99, Pemuda dan 'Comeback'

By Rabu, 3 Mei 2017 | 22:30 WIB
Striker Juventus, Paulo Dybala (tengah), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Genoa dalam laga Serie A di Juventus Stadium, Turin, Italia, pada 23 April 2017.
VALERIO PENNICINO/GETTY IMAGES
Striker Juventus, Paulo Dybala (tengah), merayakan gol yang dia cetak ke gawang Genoa dalam laga Serie A di Juventus Stadium, Turin, Italia, pada 23 April 2017.

Dalam 20 tahun terakhir, ada empat tim yang meraih tiga gelar bergengsi dalam satu musim. Manchester United menjadi yang pertama, tepatnya pada 1998-1999. 

Penulis: Theresia Simanjuntak

United saat menjuarai Liga Champions, Premier League, dan Piala FA 1998/99 memiliki dua hal yang tidak Juventus punyai dalam upaya memenangi Serie A, Coppa Italia, dan LC 2016/17.

Pertama, pemain muda.

Bila Juve musim ini banyak berisikan pemain berusia di atas 28 tahun, United 1998/99 memakai jebolan akademi berusia 20-22 tahun seperti Gary Neville, Ryan Giggs, Paul Scholes, David Beckham, Nicky Butt, dan Phil Neville.

Bukan cuma rutin diturunkan, para anggota Class of 1992 itu kerap memberikan aksi-aksi penting pada musim treble itu.

Contohnya, gol solo-run Giggs kontra Arsenal pada semifinal Piala FA (11/4/1999) dan dua eksekusi sepak pojok Beckham yang berujung pada dua gol kemenangan 2-1 atas Bayern Muenchen di final LC (26/5/1999).

Kedua, comeback United, bermodalkan semangat pantang menyerah hingga akhir laga atau kompetisi. Hal tersebut jarang Juve 2016/17 perlihatkan sebab mereka cenderung dominan atas para lawan.

Iblis Merah, yang sempat berada di urutan kedua pada pekan ke-35, harus menunggu hingga pekan terakhir EPL untuk mengamankan titel liga lewat kemenangan 2-1 atas Tottenham (16/5/1999).

Bahkan, mereka sempat tertinggal 0-1 sebelum Beckham dan Andy Cole mencetak gol. Pada musim tersebut, United memang kerap dibobol lebih dulu oleh lawan, tapi masih bisa memenangi pertandingan.

Baca Juga:

Kisah yang paling terkenal adalah ketertinggalan 0-1 atas Muenchen sampai sebelum memasuki injury time pada final LC.

Pada dasarnya, banyak perbedaan antara United 1998/99 dengan Juve 2016/17, termasuk gaya bermain di mana Juve lebih hebat dalam hal defensif.

Meski begitu, ada dua persamaan dari kedua tim. Pertama, jumlah kekalahan. Andai bertahan sampai akhir, Juve berarti cuma kalah lima kali di semua ajang musim ini, tanpa menghitung Piala Super Italia.

Total kekalahan tersebut sama dengan yang United alami pada 1998/99.

United musim tersebut dan Juve 2016/17 sama-sama unbeaten di LC. Kedua, baik United 1998/99 maupun Juve musim ini memiliki kiper uzur kelas dunia dalam diri Peter Schmeichel dan Gianluigi Buffon.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X