Sunday Rider
Dari tiga GP yang sudah digelar musim ini, Rossi memperlihatkan gejala sebaliknya. Satu hal yang berubah adalah posisi startnya, 2016 dan 2017 menunjukkan gejala sama, yakni Rossi kesulitan di hari Sabtu.
Di Qatar, Rossi start dari posisi 10, lalu di Argentina 7. Di Americas lebih baik, 3, menandakan Rossi sudah mulai mengenali sirkuit yang belum pernah ia menangi ini.
Rossi kemudian masing-masing mampu finis di posisi 3, 2, dan 2 di tiga seri itu. Julukan yang lama melekat padanya, Sunday Rider, pun kembali sah dinobatkan kepadanya. Di Austin, tempat GP Americas digelar, Rossi menyusul Pedrosa tiga lap menjelang finis.
“Bertarung ketat dengan lawan dan lalu menyusulnya pada 2-3 lap menjelang finis sungguh mengasyikkan,” ujar Rossi.
Pengalaman jelaslah berpengaruh besar pada diri Rossi. Bahkan sampai ada yang beranggapan, dia tak perlu free practice Jumat dan kualifi kasi Sabtu. Langsung saja balapan di hari Minggu, toh hasilnya sama saja.
Rossi kini memimpin klasemen pebalap MotoGP. Dia memang belum memenangi satu kali pun GP, tapi konsistensi model ini sangat dibutuhkan.
Itulah yang diperlihatkan Marquez tahun lalu dan Rossi sangat mungkin mengikuti jejaknya.
“Saya tak menyangka bisa memimpin klasemen secepat ini. Tapi, baiklah, saya akan menikmatinya,” kata Rossi.
Vinales dan Marquez, di lain sisi, pasti sadar Rossi seperti apa musim ini dibanding tahun lalu. Mereka tak mau lagi berbuat kesalahan sekecil apa pun, terutama bila memasuki hari paling krusial, Minggu.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.763 |
Komentar