Milan tak bisa mengelak. Mereka tampil buruk pekan lalu sehingga kalah dari tim papan bawah. I Rossoneri mesti menyodorkan bukti bila sungguh menginginkan kompetisi antarklub Eropa, pertama-tama dengan menang di Crotone.
Penulis: Christian Gunawan
Milan tampil mengecewakan pekan lalu. Rossoneri kalah di tangan Empoli, klub yang berposisi persis di atas zona degradasi. Padahal, jika menang, Milan bisa menjauh dari Internazionale sehingga peluang tampil di Liga Europa musim depan semakin besar.
Jarak kedua klub Milano tetap dua poin. Bila ingin memertahan- kan keunggulan itu, pasukan Vincenzo Montella perlu meng- hindari kejutan buruk seperti minggu lalu.
Selanjutnya, Milan bisa menyasar peringkat kelima. Menuju ambisi itu, Rossoneri mesti melewati Crotone pada Minggu (30/4). Ezio Scida, yang menyambut Milan untuk pertama kali, bisa bergembira memanfaatkan kelengahan tim tamu.
Vincenzo Montella, allenatore Milan, sudah mengisyaratkan timnya telah menganggap remeh Crotone di pertemuan pertama musim ini. Kemenangan 2-1 diraih Milan secara susah payah. Crotone bisa unggul lebih dulu di laga itu.
Il Diavolo Rosso memang memenangi dua benturan di San Siro, sebuah di Coppa Italia 2015/16. Namun, hasil itu tak bisa dijadikan patokan. Niat sintas yang dibawa Crotone bisa menghambat Milan.
Crotone masih berada di peringkat ke-18, defisit lima angka dari Empoli yang berada satu anak tangga di atas mereka. Tuan rumah yang berjulukan Pitagorici karena di kota yang terletak di wilayah Calabria itu Phytagoras, seorang filsuf dan ahli matematika, mendirikan sekolah pertamanya, secara matematis masih bisa bertahan di Serie A.
Tim Matang
Si Merah-Hitam paham mesti memiliki keinginan yang lebih kuat daripada Crotone. Pada 9 April lalu, Pitagorici memberikan kekalahan mengejutkan untuk Inter Milan di Ezio Scida.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar