Kompetisi kasta kedua di Tanah Air bertajuk Liga 2 telah menapaki pekan pertama sejak 19 April 2017. Namun, masih ada satu grup lagi yang saat ini hingga sekitar dua bulan ke depan hanya bisa jadi penonton.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Adalah Grup 8 yang mengalami nasib seperti itu. Pasalnya, butuh penanganan khusus untuk menggelar babak penyisihan grup yang diisi oleh tujuh klub dari Papua dan Sulawesi tersebut.
PT Liga Indonesia Baru selaku operator dan peserta Grup 8, yang terdiri dari Persbul Buol (Sulawesi Tengah), Perseka Kaimana, Persifa Fakfak (Papua Barat), PSBS Biak, Persigubin Pegunungan Bintang, Yahukimo FC, dan Persiwa Wamena (Papua), perlu waktu lebih lama untuk mematangkan format penyisihan grup.
Berbeda dari Grup 1 sampai Grup 7, format penyisihan Grup 8 yang dipakai memang berbeda. Jika Grup 1-7 menggunakan format kandang dan tandang, Grup 8 tidak. Mereka diarahkan untuk bermain dengan sistem home tournament.
Kondisi geografis di wilayah grup tersebut dan sulitnya akses transportasi menjadi latar belakang dibuatnya kebijakan itu. Tetapi, sampai berita ini ditulis, tujuh tim dari Grup 8 dibuat menggantung. Mereka belum mendapatkan jadwal pasti kapan harus bermain.
"Kami hanya diberi tahu akan bermain setelah Lebaran. Tapi, belum ada jadwalnya. Kondisi itu membuat kami pusing. Terlebih lagi pelatih, yang harus memikirkan grafik penampilan pemain," kata Armand Mial, pelatih Persigubin.
Baca Juga:
- Alasan Madura United Selalu Cadangkan Greg Nwokolo
- Yang Baru dari Penampilan Kembali Maria Sharapova
- 5 'Diving' Paling Konyol Sepanjang Masa
Asprov Jadi Panpel
Tak hanya jadwal, lokasi babak penyisihan grup pun masih belum jelas 100 persen.
"Putaran pertama sudah pasti main di Stadion Mandala, Jayapura. Namun, untuk putaran kedua, kami masih mencari yang ideal. Ada opsi di Pulau Jawa," kata Tigorshalom Boboy, COO PT LIB.
Tigor menambahkan nantinya yang bertugas sebagai panitia pelaksana (panpel) pertandingan Grup 8 bukanlah salah satu tim peserta, melainkan asosiasi provinsi (asprov) PSSI.
Meski sudah memantapkan keputusan itu, tampaknya alur komunikasi ke asprov yang bersangkutan masih belum lancar.
"Jika dibebankan kepada asprov, kami siap-siap saja. Tapi, yang jelas, kami harus mendapatkan arahan yang pasti untuk acuan bergerak di sini," tutur Rocky Bebena, Sekretaris Asprov PSSI Papua.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar