"Bintangnya Gresik ya Arsyad itu." Kalimat tersebut meluncur dari mulut pelatih Persegres, Hanafi, saat ditanya soal pemanggilan Arsyad Yusgiantoro ke seleksi tahap awal Indonesia U-22.
Penulis: Andrew Sihombing/Sahlul Fahmi
Sang pelatih mengaku tak heran dengan dipanggilnya Arsyad karena sang pemain dinilainya memang punya kualitas oke. Eks pemain Pro Duta ini dilirik oleh pelatih Indonesia U-22, Luis Milla, setelah turut mencetak satu gol dalam kemenangan atas Persipura di penyisihan Grup A Piala Presiden 2017.
Seminggu kemudian, namanya masuk dalam daftar seleksi timnas. Dalam seleksi yang digelar di Jakarta, Arsyad lolos seleksi tahap pertama, kedua, dan ketiga hingga dirinya berkesempatan masuk dalam pertandingan uji coba saat skuat Merah Putih kontra Myanmar.
Meski dalam laga yang berakhir dengan kemenangan bagi Myanmar 3-1 itu Arsyad hanya duduk di bangku cadangan, namanya tidak tercoret dari daftar timnas U-22. Dalam laga uji coba kontra Persija baru Arsyad sempat mencicipi tampil selama 40 menit.
“Ya waktu lawan Persija saya sempat diturunkan. Memang bukan menjadi pemain starter, tapi kesempatan tersebut tetap saya syukuri,” kata pemain asal Tulungagung.
Berkah
Kecintaan Arsyad terhadap sepak bola sudah mulai sejak masih berusia delapan tahun. Boaz Solossa, penyerang Tim Mutiara Hitam, diakui sebagai pemain yang menjadi inspirasinya menjadi striker.
Sewaktu SD, Arsyad bersama teman-teman seusianya tergabung dalam tim sepak bola kampungnya yang dilatih Pak Tukilan. Melihat kemampuannya, lantas Tukilan mendaftarkan Arsyad untuk mengikuti seleksi ke Diklat Tulung Agung Putra.
Arsyad lolos dan bahkan membawa Diklat Tulungagung Putra menjadi juara turnamen Danone Nations Cup. Arsyad yang mencetak gol tunggal kemenangan timnya atas Padang Junior di partai final.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar