Bermain cepat sejak kuarter pertama, CLS Knights berhasil membungkam Satria Muda dengan skor 80-60 pada babak semifinal pertama divisi merah, di GOR Kertajaya, Surabaya, Rabu (19/4/2017).
Wahyu Widayat Jati mengakui jika kemenangan lawan Satria Muda karena belajar dari kekalahan di reguler season dulu. Dari situ, kita jadi tahu harus bermain menjadi sebuah sistem dan cara menghadapi Satria Muda.
Tidak hanya itu, Wahyu juga menginstruksikan Mario Wuysang dan kolega bermain ofensif sejak awal.
"Kami kembali ke jalur permainan CLS, bermain cepat, melakukan pergerakan bola" kata Cacing sapaan akrabnya.
Baca Juga:
- Leonardo Jardim: AS Monaco Mewakili Seluruh Prancis
- Eks Gelandang Timnas Belanda Menuju Bali United
- Iritasi Mata, Raphael Maitimo Tetap Dibawa ke Cibinong
Dari semua lini, CLS memang lebih tajam dan mendominasi. Hal ini terlihat dari field goal hingga 42 persen, sedangkan Satria Muda hanya 31 persen.
Selain itu, pelatih asal Magelang ini memberi apresiasi pada dua pemain asing CLS, Duke Crews dan Asthon Smith yang bermain sangat bagus di semifinal.
Pada pertandingan itu, Duke Crews mencatatkan double-double 21 rebound dan 15 angka sedangkan Asthon Smith 6 rebound dan 15 angka.
"Jujur saja, pemain asing kita setara dengan asing Satria Muda. Duke dan Smith sangat baik dalam defense maupun Ofense" jelas Wahyu.
Kemenangan di semifinal pertama menjadi modal CLS Knights pada laga berikutnya semifinal kedua di Jakarta, Sabtu (22/4). Jika kembali memenangi laga, tim asal Surabaya ini berhak lolos ke final IBL 2017.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar