Sebastian Vettel (Ferrari) dan Lewis Hamilton (Mercedes) meramaikan persaingan awal musim Formula 1 2017. Dua pebalap tersebut silih berganti menjadi pemenang dan runner-up. Sampai kapan?
Penulis: Arief Kurniawan
Vettel kian menegaskan bahwa Ferrari bisa melawan dan mengalahkan Mercedes dalam kondisi apa pun. Kemenangan pada GP Bahrain, Minggu (16/4/2017) menjadi bukti baru bahwa Hamilton tak bisa seenaknya menang.
Tidak ada lagi kemewahan di mana Mercedes bisa melenggang mulus tanpa perlawanan. Tanpa penalti di Sirkuit Sakhir, Hamilton belum tentu mampu menang.
Hamilton mengakui bahwa dia berbuat salah. Dia melambatkan mobilnya saat menuju pit ketika sedang ada safety car (SC). Laju mobil Hamilton menahan Daniel Ricciardo (Red Bull) yang sama-sama ingin masuk pit.
Itu adalah kesalahan besar Hamilton yang berakibat fatal baginya. "Saya meminta maaf pada tim atas kejadian itu. Saya tak tahu apakah tanpa penalti saya tetap bisa mengejar Vettel. Yang pasti, hukuman itu memperberat usaha saya," kata pebalap Inggris ini.
Tak Khawatir Kalah
Kualifikasi sepanjang akhir pekan balapan seri ketiga F1 di Sirkuit Sakhir menjadi gambaran kekuatan Ferrari dan Mercedes yang kian transparan. Tanpa perlu ada data yang disembunyikan, Ferrari sangat baik bila bicara balapan dengan kondisi ban mesti dikelola dengan baik.
Baca Juga:
- Permintaan Shane Smeltz Setelah Borneo FC Ditahan PS TNI
- Pandangan Wenger soal Peluang Arsenal ke Liga Champions
- Tekuk Wigan, Brighton Pastikan Tiket Promosi ke Premier League
Sementara itu, Mercedes sangat unggul dalam hal power unit (mesin) dan bila balapan dalam kondisi ban tak perlu dihemat. Keunggulan Mercedes akan mesin ini terlihat di babak kualifikasi, di mana empat lintasan lurus di Sakhir membuat mereka unggul telak atas Ferrari.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar