Terdapat sebuah formula menarik untuk membentuk tim terbaik di muka bumi. Percayakan area di bawah mistar dan pertahanan kepada orang Italia, biarkan sektor sayap diisi pemain Belanda, dan peran striker diemban pria-pria Brasil atau Argentina.
Penulis: Sem Bagaskara
Penyerang asal Argentina masyhur karena teknik yang mereka miliki. Jika striker Brasil gemar memamerkan pedalada (step over), Negeri Tango punya gambetta sebagai identitas utama.
Gerakan itu adalah upaya menipu lawan dengan cara meliukkan badan ke arah berlawanan dengan orientasi yang dimaksud oleh sang pemain.
Syarat teknik ini dilakukan dengan jarak sangat dekat dengan lawan dan disertai penguasaan bola sempurna.
"Gambetta adalah bentuk lain dari tango. Hasrat untuk menambahkan ornamen tambahan bersamaan dengan gerakan berbelok tiba-tiba," kata legenda Real Madrid dan Argentina, Jorge Valdano.
"Terdapat dua elemen dasar gambetta. Pertama adalah teknik, di mana kaki saya bisa melakukan apa pun yang saya mau. Hal lain adalah tipuan," lanjut Valdano yang mengantar Argentina menjuarai Piala Dunia 1986.
Sensasi mengelabui lawan yang disebut Valdano sangat mewakili kultur Argentina. Tak heran jika gambetta sudah menjadi semacam teknik wajib bagi pemain asal Negeri Tango.
Promosi terbaik gambetta muncul pada Piala Dunia 1986. Megabintang Argentina waktu itu, Diego Maradona, mencetak salah satu gol terbaik sepanjang masa.
Maradona sendirian meliuk-liuk melewati lima pemain Inggris sebelum menceploskan bola ke jaring gawang.
Pelaku terbaik berikut tak lain adalah orang yang disebut-sebut sebagai titisan Maradona, Lionel Messi.
Baca Juga:
- Surplus 3 Gol yang Diragukan Higuain
- Berharaplah Bale Absen Lebih Lama, Madrid!
- Zidane Incar Titik Lemah Bayern
La Pulga punya kaki pendek dan postur mirip dengan Maradona. Kini Messi bukanlah satu-satunya representasi gambetta di liga elite Eropa.
Nama Paulo Dybala turut mengemuka. Mirip seperti Messi, Dybala juga sangat sering mengubah arah berlari secara tiba-tiba.
Kekuatan
Dalam menggiring bola, Dybala juga lebih sering memakai bagian penampang luar sepatunya. Teknik gambetta Dybala kian sempurna karena ia gabung dengan unsur kekuatan.
Pemain flamboyan yang gemar membawa bola seperti Dybala sudah barang tentu menjadi incaran bek-bek lawan. La Joya sadar bahwa bekal teknik saja tak cukup.
Ia banyak berlatih kebugaran untuk mengembangkan massa tubuhnya. Terkait melatih kekuatan, Dybala banyak berutang budi kepada legenda Milan yang merupakan eks pelatihnya di Palermo, Gennaro Gattuso.
"Ia menganggap saya sebagai pemain nomor 10. Di sesi latihan ia menjadi penjaga saya. Jika saya berhasil melewatinya, ia akan menjatuhkan saya," kata Dybala soal Gattuso.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar