Saking banyaknya talenta asal Argentina, Asosiasi Sepak Bola Argentina (AFA) kerap mengakui tidak mampu memonitor semua pemain belia mereka baik yang di dalam maupun luar negeri.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Kisah terbaik barangkali Lionel Messi. AFA sendiri mengakui tidak mengetahui Messi sampai ia pindah ke Spanyol bersama akademi La Masia milik Barcelona.
"Memang banyak talenta muda yang tak termonitor, terutama bagi mereka di Eropa," kata eks pelatih Argentina 2010-11, Sergio Batista.
Baca Juga:
- Pelatih PS Bandung asal Medan Langsung Menuai Pujian
- Xabi Alonso Tak Melarikan Diri dari Real Madrid
- Ditahan PS TNI, Pelatih Borneo FC Kecewa dengan Asisten Wasit
Messi menjadi legenda di Barca, di Spanyol, negara di mana ia lebih banyak menghabiskan waktunya, bukan di tanah kelahiran.
Wajar kalau wacana loyalitas sempat jadi salah satu isu.
Messi dianggap 'tidak terlalu Argentina' kendati berseragam dan membela Albiceleste. Messi dicap lebih mirip orang Spanyol.
Kesuksesan bersama Barcelona dan sejarah pahit di Albiceleste jadi salah satu parameter.
Mungkin tak adil, mengingat apa yang sudah ia berikan buat negaranya, termasuk peran mengantar Albiceleste sampai ke final PD 2014 dan sepasang final Copa America 2015 dan 2016.
Tetap saja, kesuksesan La Pulga di Eropa yang jadi patokan.
Tidak hanya buat anak muda Argentina, juga klub lokal yang memilih lebih banyak memproduksi striker ketimbang pemain di posisi lain. Messi dijadikan salah satu sampel sukses, terutama di Eropa.
Lihat saja rentetan gelarnya, baik itu level klub maupun individual.
Messi bisa empat kali juara Liga Champion dan tiga kali kampiun Piala Super Eropa.
Dia juga terus berkejar-kejaran dengan Cristiano Ronaldo sebagai raja gol sepanjang masa LC.
Tetapi, apakah dia yang tersukses? Masih diperdebatkan.
Lima sampai enam dekade sebelum era Messi, ada sosok Alfredo Di Stefano, salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki Argentina.
Ia menjadi bagian dari tim kuat Real Madrid yang mendominasi Eropa pada era 1950-an. Tim tersebut menyapu bersih lima gelar edisi perdana Piala Champion.
Bagaimana dengan Diego Maradona? Level pemilik gol Tangan Tuhan ini lebih ke pentas internasional.
Dia tak bisa berperan banyak di ajang Piala Champion saat tampil dua musim di ajang tersebut.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.760 |
Komentar