Barangkali belum pernah terdengar seorang pemuka agama yang juga terjun sebagai pebalap. Namun, jalan hidup pebalap cilik asal tim Sidrap Honda Daya Kyt Nissin IRC Trijaya, Muhammad Agung Didu (13), sangat mungkin membawanya ke arah sana.
Agung Didu lahir pada 26 April 2003, di Sengkang atau lima jam perjalanan darat dari ibu kota Sulawesi Selatan, Makassar.
Agung dibesarkan oleh keluarga yang juga doyan balapan. Sang ayah, Fahrul Didu, merupakan mantan pebalap nasional pada era 1990-an.
"Sebelum Taman Kanak-kanak (TK), saya sudah diajarkan naik motor. Saya mulai ikut balapan saat berumur 6,5 tahun," ucap Agung kepada JUARA, Minggu (16/4/2017).
Naik podium sudah dirasakan Agung sejak berusia delapan tahun. Hingga berusia 11 tahun, panggung juara akrab dengan penunggang motor Honda Sonic ini.
Anak pesantren
Lulus (Sekolah Dasar), Agung melanjutkan jenjang pendidikan ke pesantren. Santri Pondok Pesantren Tahfidz Quran ini pun sempat vakum balapan selama dua tahun (2014 dan 2015).
"Saat itu, saya diberikan target hafalan 10 juz Al Quran dan fokus di pesantren. Alhamdulillah, saya sudah hafal dan Trijaya (tim balap Agung) mau menerima saya," tutur Agung.
Agung mengatakan, waktu tempuh di pesantren tidak seperti di sekolah formal. Sebagai syarat kelulusan, dia harus menghafalkan 30 juz Al Quran!
Baca Juga:
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | - |
Komentar