Deretan pebalap 19 tahun kini bertebaran di arena balap. Ada yang sudah ke F1, ada juga yang masih jenjang di bawahnya. Salah satu dari mereka dipastikan akan ditahan oleh Ferrari sebisa dan selama mungkin. Dan dia kepunyaan Merah-Putih.
Charles Leclerc memang anak muda penuh bakat. Tak percuma Ferrari merekrutnya untuk menjadi bagian dari Ferrari Driver Academy (FDA) sejak tahun lalu. Pebalap Merah-Putih ini, sayangnya Monako bukan Indonesia, membayar kepercayaan itu dengan memenangi GP3 Series.
Dia pun naik kelas tahun ini ke ajang Formula 2, yang menggantikan nama GP2 Series. Bakatnya kembali terlihat ketika dia menempati pole position dengan selisih waktu yang signifikan terhadap para pebalap lain yang jauh lebih berpengalaman di ajang ini.
Saat balapan pertama, Feature Race, hari Sabtu (15/4) di Sirkuit Sakhir dia memang gagal memenangi balapan, namun responsnya setelah itu luar biasa. "Saya mempelajari data kenapa saya gagal. Awalnya saya ragu apakah memakai Plan A atau B. Namun setelah berada di deretan terdepan saya pastikan menggunakan Plan B dan memacu mobil secepat mungkin," ujarnya tentang rencana untuk balapan kedua, Sprint Race hari Minggu.
Plan A adalah membalap tanpa melakukan pit stop dan menggunakan ban medium hingga finis. Sementara Plan B masuk pit dan mengganti ban dengan ban yang jauh lebih lunak, soft, untuk menyerang di bagian akhir lomba.
Pilihan Leclerc akan Plan B ini dipuji setinggi langit, bukan semata karena saat menjatuhkan pilihan, namun juga eksekusinya. Leclerc masuk pit di lap 15 (dari 23). Dia keluar pit di posisi 14. Dengan ban yang lebih baru dan fresh, dia pun menyerang siapa saja yang ada di depannya dengan kecepatan 4 detik per lap lebih cepat dari pebalap lain.
Di lap terakhir Leclerc masih ada di posisi 3, namun Oliver Rowland dan Luca Ghiotto tak kuasa menahan dia semata karena ban medium yang mereka pakai sudah aus. Kedua pebalap itu memakai Plan A. Baik Rowland maupun Ghiotto disusul Leclerc dengan aksi yang fantastis dan dia pun memenangi balapan!
Performa Leclerc di Sakhir itu bisa saja membuat dia bakal jadi salah satu kandidat pebalap Ferrari musim depan. Memakai pebalap muda dengan bakat bagus kini sedang dilakukan tim-tim top. Red Bull sudah menjajal Max Verstappen. Sementara itu Mercedes punya Esteban Ocon yang kini dititipkan ke tim Force India dan selalu mendapatkan poin sejak seri pertama.
Verstappen, Ocon, dan Leclerc adalah tiga pebalap yang sama-sama berusia 19 tahun. Menariknya, mereka adalah binaan tiga tim papan atas berbeda. Dua sudah ada di F1 dan satu, tampaknya, segera menyusul. Ferrari mungkin saja segera mengangkat derajat Leclerc, apalagi bila di musim ini mampu jadi juara Formula 2 di mana dia kini memimpin klasemen sementara.
Kalau benar, kursi siapa yang tergusur? Mudah menerkanya bila melihat performa kedua pebalap Ferrari musim ini.
Editor | : | Jalu Wisnu Wirajati |
Sumber | : | fiaformula2.com |
Komentar