Panpel (Panitia Pelaksana) pertandingan kandang Persib Bandung menerapkan sistem penjualan tiket secara online atau dalam jaringan untuk laga perdana Liga 1 antara Maung Bandung dan Arema FC di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Kota Bandung, Sabtu (15/4/2017).
Sistem penjualan tersebut dinilai positif oleh sebagian bobotoh karena pembelian tiket bisa dilakukan di mana saja dan dengan waktu yang lebih leluasa.
Namun, tidak sedikit bobotoh yang kecewa dengan sistem tersebut karena selain server sering error, mereka juga harus membayar melalui ATM atau bank.
Bobotoh yang masih duduk di bangku sekolah mayoritas belum memiliki ATM. General Coordinator Panpel Persib, Budhi Bram Rachman, sudah memprediksi sebagian bobotoh akan mengeluh dengan sistem penjualan tersebut.
"Memang sistem ini pertama kami lakukan, meskipun sebelumnya yang memiliki kartu member Persib bisa beli secara online," kata Bram di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Jumat (14/4/2017).
"Kami juga sudah perkirakan mereka bakal kaget karena mayoritas biasanya membeli secara manual dan sekarang dialihkan ke sistem online. Mudah-mudahan hal ini menjadi kebiasan yang positif," ucapnya berharap.
Bram menambahkan, pihaknya akan menampung keluhan dan membenahi kekurangan yang ada ke depannya, sehingga bobotoh bisa lebih mudah untuk mendapatkan tiket.
Baca Juga:
- 4 Kecelakaan Unik di MotoGP Argentina
- Bukan Cuma Vidal, Ini 5 Penalti Terburuk Pemain Bintang
- Ayam Jantan Mirip Siapa?
Panpel sendiri mencetak sebanyak 36 ribu dari kapasitas Stadion GBLA yang berjumlah 38 ribu. Kuota tiket tersebut menurutnya tidak seluruhnya dijual online.
Hanya saja untuk penjualan offline disalurkan ke beberapa komunitas bobotoh dan juga member Persib.
"Kalau dipersentasi 50-50, tiket jadi dibagi tiga kelompok. Pertama member Persib, kemudian komunitas bobotoh juga kami akomodasi karena mereka tidak bisa dilupakan dan merupakan bagian dari Persib, dan sisanya umum (online). Jadi masing-masing sekitar 30-an persen," kata Bram.
Panpel Persib untuk laga kontra Arema mencetak tiket dengan bentuk gelang. Hal itu dilakukan untuk meminimalkan tiket "keriting" yang kerap terjadi di beberapa pertandingan sebelumnya di turnamen maupun liga.
"Tiketnya gelang, jadi bisa dipakai dari rumah dan ada barcode. Kemudian kalau dipindahtangankan bisa kelihatan sobeknya," ucap Bram.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | - |
Komentar