Bila ditarik sejak awal dimulainya kompetisi dalam negeri, kini Indonesia menapaki babak keenam setelah era Perserikatan, Perserikatan-Galatama, Liga Indonesia, Liga Super Indonesia, dan Liga Prima Indonesia.
Penulis: Kukuh Wahyudi
Tidak mau perkembangan kompetisi nasional mandek dalam beberapa tahun terakhir, PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) melakukan gebrakan. Mereka mengeluarkan inovasi untuk diaplikasikan di Liga 1.
Mulai pengaturan usia, salary cap, peniadaan hadiah, hingga regulasi baru yang memunculkan sensasi. Adalah pergantian pemain hingga lima nama yang menjadi sensasi tersebut.
Sampai menjelang sepak mula Liga 1 pun, PSSI belum mendapatkan keterangan jelas dari FIFA apakah regulasi itu boleh diterapkan atau tidak.
Baca Juga:
- BOPI Restui PT LIB Gulirkan Liga 1 Musim 2017
- Insiden Bom Hantui Nuri Sahin
- Ronaldo: Sepak Bola Itu Penuh Kejutan
Hal Baru di Liga 1:
Pengaturan Usia
Dengan alasan untuk mempercepat pertumbuhan pesepak bola di Tanah Air, PSSI-PT LIB mewajibkan klub mengontrak minimal lima pemain berusia di bawah 23 tahun.
Lalu, tiga di antaranya harus tampil sebagai starter. Selain itu, PSSI-PT LIB mengatur agar klub membatasi mengontrak pemain di atas 35 tahun, yaitu maksimal dua nama.
Pergantian Pemain
Kebijakan kontroversial dimunculkan PSSI-PT LIB. Mereka berencana menerapkan aturan mengganti pemain sebanyak lima kali. Namun, regulasi ini masih dikomunikasikan dengan FIFA. Jika FIFA tak mengizinkan, maka peraturan ini tidak terealisasi.
Jumlah Pemain
Senada dengan penambahan jumlah pergantian pemain, daftar pemain dalam suatu pertandingan pun bertambah. Dari sebelumnya hanya 18 menjadi 20 nama. Hal itu berkaitan dengan peraturan pemain U-23.
Salary Cap
Sudah menjadi wacana pada periode 2014-2015, akhirnya PSSI-PT LIB memberlakukan pembatasan nilai kontrak pemain atau salary cap di kompetisi resmi. Batas bawah sebesar Rp 5 miliar dan batas atas Rp 15 miliar. Klub boleh melewati batas maksimal itu asalkan ada hitungan kontrak marquee player.
Peniadaan Hadiah
Persib mendapatkan hadiah Rp 3 miliar sebagai juara pada Liga Super Indonesia 2014 atau terakhir. Tapi, di Liga 1, pemberian hadiah dihapus dan diganti dengan kompensasi dari peringkat klub.
Penambahan Sumber Pendapatan Klub
Di musim-musim sebelumnya klub hanya menerima satu sumber pemasukan dari operator, yakni berbentuk distribusi komersial. Kini ada dua sumber baru, yaitu dari kompensasi peringkat dan rating televisi selama satu musim.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar