Bila sejumlah klub Liga 1 terancam timpang saat pemain muda kelas satu miliknya dipanggil ke timnas Indonesia U-22, tidak demikian halnya dengan Sriwijaya FC. Ini bisa menjadi keuntungan bagi Laskar Wong Kito.
Penulis: Andrew Sihombing
Sejauh ini, hanya bek kiri Zalnando yang berhasil mencuri hati pelatih Indonesia U-22, Luis Milla. Tapi, bukan berarti tim kebanggaan masyarakat Sumatra Selatan tersebut minim stok pemain muda berkualitas timnas, justru sebaliknya.
Selain Zalnando, Sriwijaya sebenarnya masih memiliki namanama seperti Yanto Basna, Slamet Budiono, yang tampil bagus di Piala Presiden 2017, serta duet eks U-19 era Indra Sjafri, yakni Maldini Pali dan Hendra Sandi Gunawan.
Kekuatan darah muda ini juga bisa bertambah begitu Ichsan Kurniawan betul-betul pulih dari cedera panjangnya.
Kemewahan pemain U-22 ini yang diharapkan bisa meredam guncangan yang kemungkinan terasa di awal kompetisi. Tidak, ini bukan semata soal kemungkinan absennya bek tangguh Bio Paulin akibat masih cedera.
Masalah lebih besar justru ekses pergantian pelatih hanya beberapa pekan sebelum kompetisi bergulir.
Sebagaimana diketahui, manajemen memang telah memutus kontrak Widodo C. Putro akibat kegagalan di Piala Presiden dan menyerahkan mandat kepada Osvaldo Lessa.
Angker
Memang dasarnya pelatih fisik, fokus utama Lessa di awal kedatangannya di Sriwijaya tak lain membenahi stamina Teja Paku Alam cs. Baru pada pekan ini Lessa mulai fokus pada pemantapan taktik dan strategi bermain.
Padahal, Lessa sendiri berniat melakukan perubahan dari cara bermain Sriwijaya di era Widodo. Ia misalnya, lebih cenderung memakai dua striker alih-alih penempatan Beto sebagai penyerang tengah tunggal seperti sebelumnya.
Nah, tentu butuh waktu bagi pemain untuk bisa betul-betul memahami dan menerapkan strategi anyar itu. Lessa sadar bahwa ia butuh waktu.
"Saya ingin seluruh pemain memahami gaya yang saya inginkan. Saya masih butuh adaptasi dan mesti lebih dulu mengenal karakter semua pemain," katanya.
Baca Juga:
- Reaksi Ter Stegen Setelah Dibobol Juventus Tiga Kali
- Masih Ada Tujuh Final bagi Chelsea
- Ibrahimovic di Balik Kepindahan Robinho ke Milan
Masalahnya, ekspektasi suporter Laskar Wong Kito sudah kadung tinggi. Belum tentu suporter Sriwijaya mau bersabar bila melihat tim kesayangannya limbung dan terguncang di fase awal kompetisi. Apalagi manajemen juga sudah menetapkan standar tinggi.
"Kami ingin Gelora Sriwijaya kembali angker bagi tim mana pun, tak peduli lawan punya pemain kelas dunia. Sriwijaya FC merupakan tim juara dan kami sudah kangen melihat trofi juara kembali diboyong ke Palembang," ucap Dodi Reza Alex, Presiden Sriwijaya.
TSC 2016 telah mengajarkan pada Sriwijaya bahwa poin-poin yang terbuang di periode awal turnamen menjadi penyebab mereka hanya fi nis di peringkat keempat klasemen.
Laskar Wong Kito tentu tak ingin kembali terperosok di lubang yang sama, bukan?
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar