Lewat akun Instagram resminya pada Senin (10/4/2017), Persela mengumumkan perekrutan Jose "Coelho" Manuel Barbosa Alves. Ia diperkenalkan sebagai marquee player di kubu Laskar Joko Tingkir.
Penulis: Andrew Sihombing
Sehari sebelumnya, Pusamania Borneo FC lebih dulu mengumumkan marquee player miliknya. Adalah penyerang asal Selandia Baru, Shane Smeltz, yang diharapkan bisa menambah daya gedor Pesut Etam.
Belakangan, tim kontestan Liga 1 memang seperti berlomba-lomba mengakuisisi marquee player. PSM Makassar misalnya, menyebut siap mengangkat status penggawa asal Belanda, Wiljan Pluim, menjadi marquee player dan bukan lagi pemain asing biasa.
Adapun sejumlah klub lain, seperti halnya Persija dan Arema, tak lagi malu-malu menyampaikan keinginan membeli marquee player.
Bahkan Persiba Balikpapan disebut menjajaki kemungkinan menjadikan Anmar Al Mubaraki, yang sebelumnya dicoret oleh Persija, sebagai marquee player.
Pertanyaannya, apakah Coelho, Smeltz, Pluim, dan Anmar memang layak mengantongi status istimewa tersebut? Dilihat dari sisi regulasi, tentu saja demikian.
PSSI menyebut dua persyaratan bagi marquee player. Sang pemain harus pernah tampil setidaknya dalam satu dari tiga putaran final Piala Dunia terakhir atau pernah bermain di minimal satu dari delapan liga top Eropa (Jerman, Italia, Inggris, Spanyol, Prancis, Belanda, Turki, dan Portugal) selama delapan tahun terakhir.
Coelho memang masuk kriteria karena pernah berseragam Benfica pada 2009-2010. Begitu juga Smeltz, yang tercatat sebagai penggawa timnas Selandia Baru di PD 2010.
Selain itu, Pluim juga memiliki rekam jejak memperkuat sejumlah klub Eredivisie hingga musim 2014-2015 dan Anmar yang berseragam Heracles di Liga Belanda 2012-2013.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar