Predikat Sepatu Emas Liga Indonesia sempat identik dengan striker lokal, khususnya Boaz Solossa, di era LSI. Kapten timnas ini secara keseluruhan pernah tiga kali meraihnya, yakni pada edisi 2008/09, 2010/11, dan 2013.
Penulis: Indra Citra Sena
Boaz bahkan menjadi satusatunya pemain yang mampu menjadi top scorer sekaligus memenangi titel juara LSI. Prestasi tersebut sulit terulang mengingat buruknya regenerasi striker Indonesia belakangan ini.
Ambil contoh di edisi terdahulu (2014).
Emmanuel Kenmogne, yang memuncaki daftar pemain paling tajam LSI dengan koleksi 25 gol, berselisih sembilan dari catatan striker lokal terdekat, Arif Suyono (16 gol).
Lebih parah lagi di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Baca Juga:
- Reaksi Ter Stegen Setelah Dibobol Juventus Tiga Kali
- Masih Ada Tujuh Final bagi Chelsea
- Ibrahimovic di Balik Kepindahan Robinho ke Milan
Striker lokal menempati urutan kelima di bawah Alberto Goncalves (25 gol), Marcel Sacramento (21), Luis Carlos Junior (17), dan Marlon Da Silva (16).
Itu pun yang menempati posisi tersebut adalah Cristian Gonzales (15 gol), bukan putra asli Indonesia.
Situasi ini kemungkinan besar bakal kembali terjadi di Liga 1 melihat banyaknya bomber asing berkualitas. Beto menjadi kandidat terkuat karena sudah mengenal karakter sebagian besar pemain bertahan lawan di Liga 1.
Marcel juga patut dijagokan bersama Semen Padang menyusul performa memikat selama Piala Presiden 2017.
Satu hal yang layak dinantikan adalah ketajaman marquee player Madura United, Peter Odemwingie. Dia memiliki rekam jejak oke sewaktu merumput di kompetisi Eropa bareng Lille, West Brom, dan Stoke City.
Kendala terbesar bagi Odemwingie adalah faktor sejarah.
Belum ada striker asing debutan yang bisa langsung menempati puncak daftar pemain tertajam sejak era LSI (2008/09).
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar