Madura United memang tak lagi sesumbar menatap Liga 1. Tapi, bukan berarti kekuatan tim "pendatang baru" ini bisa diremehkan.
Penulis: Andrew Sihombing/Suci Rahayu
Madura United sempat dianggap lebay ketika berkoar mengincar gelar juara di turnamen TSC 2016 dan Piala Presiden 2017. Terlebih setelah Laskar Sape Kerrab akhirnya memang betul-betul gagal di kedua ajang tersebut.
Pelajaran itu yang sepertinya sudah dipakai saat menetapkan sasaran pencapaian di Liga 1. "Target kami sekarang adalah di tiga besar," kata presiden sekaligus pemilik MU, Achsanul Qosasi.
Tim asuhan Gomes de Olivera jelas punya kemampuan untuk memenuhi ambisi tersebut.
Dengan materi tim seperti di TSC saja, Bayu Gatra cs. bisa finis di peringkat ketiga dengan catatan pernah mengalahkan tim-tim besar seperti PSM, Persipura, atau Persib.
Hanya, MU harus ingat bahwa kompetisi adalah lari marathon, bukan sprint. Ini yang terlihat di TSC tahun lalu ketika sering terjerembab di putaran kedua.
Pelatih Gomes de Oliveira jelas berharap kendala itu bisa diatasi lewat soliditas tim. MU memang punya keuntungan dalam hal ini mengingat 17 dari 27 pemainuntuk Liga 1 merupakan muka lama.
Selain sudah saling memahami, tentulah Munhar cs. juga kian matang.
Tambahan muka anyar membuat MU kian layak untuk diwaspadai. Sosok Fachruddi menebalkan tembok di jantung pertahanan bersama Fabiano Beltrame, sementara Greg Nwokolo dan Guy Junior siap meneror lini belakang lawan.
Jangan lupa pula sosok marquee player sekelas Peter Odemwingie.
Eks West Bromwich Albion yang disebut terakhir ini mungkin butuh waktu untuk nyetel dengan tim. Tapi, Gomes tak terlalu khawatir.
"Odemwingie punya segudang pengalaman di level dunia. Jadi, saya pikir tidak akan sulit baginya beradaptasi dengan sepak bola di Indonesia dan permainan Madura," ucap sang pelatih.
Periode Mei hingga awal Juni akan menjadi tantangan besar. MU berturut-turut menghadapi Arema, Semen Padang, Sriwijaya, Pusamania, dan Persipura.
Pelatih: Gomes De Olivera
Tantangan baru menanti di hadapan Gomes de Olivera. Pelatih asal Brasil ini mesti piawai mengelola ego pemain-pemain bintang setelah kedatangan Greg Nwokolo maupun Peter Odemwingie.
Bintang: Slamet Nurcahyo
Kemampuan Slamet Nurcahyo di lapangan hijau jauh melampaui posturnya yang cuma setinggi 165 cm. Dua pemain anyar, Redouane Zerzouri dan Peter Odemwingie, sudah memuji pemilik kostum nomor 10 ini.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.759 |
Komentar