Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, membeberkan alasan bermain di Liga Turki dan Liga Belanda masuk dalam persyaratan untuk pemain berstatus marquee player di Liga 1.
Joko Driyono mengatakan, Liga Turki dan Liga Belanda tergolong kompetisi dengan koefisien yang bagus di Eropa. Hal itu merujuk pada penilaian yang dilakukan oleh International Federation of Football History & Statistics (IIFHS).
Hal itu dikatakan oleh Joko Driyono saat menghadiri acara Forum Diskusi BOLA di Kantor Redaksi BOLA, Palmerah, Jakarta Selatan, Selasa (11/4/2017).
"Mengapa Turki dan Belanda, itu sudah melalui pembahasan yang panjang. Kami juga mempertimbangkan penilaian dari IIFHS," ucap Joko.
Baca Juga:
- AC Milan, Mimpi Buruk Mauro Icardi
- Soal 'Marquee Player', Ada Komentar Mengejutkan dari Pelatih Sriwijaya FC
- Dybala: Pantang Santai di Kandang Barcelona
"Bukan karena kita memiliki kedekatan dengan Belanda atau di Indonesia banyak muslim seperti di Turki," kata dia, berseloroh.
Selain itu, PSSI juga meninjau dua liga tersebut dari berbagai aspek. Antara lain dari level kompetisi, klub-klub yang bersaing, dan prestasi timnas dua negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Jika menilik koefisien liga-liga Eropa yang dirilis oleh UEFA dalam musim yang tengah bergulir (2016-2017), Turki berada di urutan ketujuh, sedangkan Belanda ada di peringkat ke-11.
Berikut ini adalah regulasi Liga 1 untuk pemain asing berstatus marquee player:
a. Termasuk dalam skuat tim nasional di tiga putaran final terakhir Piala Dunia (Piala Dunia 2006 Jerman, Piala Dunia 2010 Afrika Selatan, dan Piala Dunia 2014 Brasil) atau;
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | - |
Komentar