Kalau ada momen paling tepat bagi Bayern Muenchen untuk sukses bersama Carlo Ancelotti, saatnya adalah sekarang, yaitu pada musim pertama Carletto bekerja sebagai pelatih mereka. Ancelotti meraih rangkaian kesuksesan terbaiknya pada musim pertama bekerja di sebuah klub.
Penulis: Dwi Widijatmiko
Kalau menunggu sampai musim kedua atau berikutnya, yang terjadi biasanya malah kegagalan. Di Reggiana pada 1995-96, musim debutnya sebagai pelatih, dia membawa klub kecil dari Reggio Emilia itu promosi ke Serie A. Berlanjut ke Parma musim berikutnya.
Ancelotti membawa Gialloblu finis di posisi kedua Serie A 1996-97. Parma pun berhasil mendapatkan tiket ke Liga Champions 1997-98. Tapi, pada musim 1997-98, pencapaian Parma lebih jelek. Hanya finis di posisi keenam liga dan Ancelotti diberhentikan pada akhir musim tersebut. Carletto pindah ke Juventus pada pertengahan musim 1998-99.
Dia tidak mendapatkan apaapa pada musim tersebut. Tapi, pada musim penuh pertamanya, Ancelotti membawa Si Nyonya Tua menjuarai Piala Intertoto 1999. Musim berikutnya, Ancelotti nihil gelar. Dia malah dipecat pada half time pertandingan liga terakhir!
Ancelotti lantas melatih Milan mulai 2001-02, menggantikan Fatih Terim yang dipecat. Lumayan, Milan dibawa finis ke peringkat empat Serie A sehingga lolos ke Liga Champions, juga ke semifinal Coppa Italia dan Piala UEFA. Kompetisi 2002-03 adalah musim penuh pertama Ancelotti di Milan.
Dia sukses besar! I Rossoneri dibawa menjuarai Liga Champions dan Coppa Italia.
Sering Dipecat
Setelah meninggalkan Milan pada akhir musim 2008-09, Ancelotti direkrut Chelsea dengan kontrak selama tiga tahun. Musim pertamanya berjalan spektakuler. The Blues meraih domestic double pertamanya sepanjang sejarah. Mereka juga menjuarai Premier League dengan mengukir rekor mencetak 103 gol.
Baca Juga:
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar