Pebalap Ferrari, Sebastian Vettel, menyelesaikan balapan GP China hanya sebagai runner-up. Namun begitu, Vettel tetap puas dengan hasil strateginya tersebut.
Vettel mengambil risiko saat memutuskan untuk melakukan pit-stop saat virtual safety car (VSC) muncul menyusul insiden yang melibatkan Lance Stroll (Williams) dan Sergio Perez (Force India) pada lap pertama.
Saat itu, Vettel yang melihat lintasan Sirkuit Shanghai Internasional sudah kering langsung masuk pit guna mengganti ban intermediate ke ban soft.
Strategi ini berpeluang berjalan sesuai rencana, akan tetapi insiden selip yang menimpa Antonio Giovinazzi (Sauber) satu lap setelah VSC ditarik membuyarkan rencana Vettel.
Mobil Giovinazzi yang rusak cukup parah pasca membentur dinding pembatas lintasan memaksa panitia lomba memasukkan safety car untuk memandu sekaligus membantu proses pembersihan lintasan.
Hadirnya safetycar dimanfaatkan para pebalap lain, termasuk Lewis Hamilton (Mercedes) untuk masuk pit dan mengganti ban. Saat proses ini usai, Vettel menempati posisi kelima.
"Start saya berjalan oke, tetapi saya kemudian menyadari ban intermediate cepat habis. Beberapa bagian lintasan sangat kering, jadi saya tahu ban ini tidak akan bertahan lama," kata Vettel, dilansir Crash.
"Saya senang karena mengambil risiko karena jelas di bawah VSC saya bisa menghemat waktu saat melakukan pit stop," ujar pebalap Jerman itu.
"Namun, setelah itu ada safety car, jadi saya tidak bisa memanfaatkan momentum, keuntungan, dan kehilangan banyak posisi," ucap Vettel lagi.
Vettel yang start dari posisi kedua memang sempat keluar dari posisi lima besar pada awal-awal lomba. Namun, kecepatan mobil Ferrari plus kepiawaian dalam membalap berhasil mendongkrak posisinya kembali ke urutan kelima.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Crash |
Komentar