Leicester City sedang dilanda paradoks yang menyenangkan. Si Rubah malah melejit setelah ditinggal pelatih yang mempersembahkan gelar bersejarah EPL musim lalu, Claudio Ranieri. Eks tangan kanannya, Craig "Shakey" Shakespeare seolah membuat keajaiban mini.
Penulis: Beri Bagja
Ia membawa Leicester langsung menang lima kali beruntun di EPL, plus enam jika menyertakan Liga Champion.
Spesifik di Premier League, hanya dia, Carlo Ancelotti (Chelsea 2009), dan Pep Guardiola (Manchester City, 2016) yang sukses mencicipi tripoin berurutan dalam lima partai perdananya.
Ancelotti dan Pep memuncaki daftar spesial kemenangan konsekutif terbanyak sejak debutnya ini dengan enam laga. Shakespeare punya kans menyamai dua manajer top itu saat membawa Leicester bertandang ke Goodison Park, markas Everton, Minggu (9/4).
Si Rubah punya modal mentalitas yang melejit disertai kembalinya performa kelas juara dari pemainnya. Jamie Vardy dan Riyad Mahrez vital lagi di depan. Robert Huth memperlihatkan ketangguhan yang mantap di pertahanan.
Leicester memang pernah sangat rapuh ketika mentas di rumah lawan. Namun, itu sebelum periode Shakey.
Baca Juga:
- Level Simeone, Proyeksi Bintang dan Krisis Pemain
- Satu Perbedaan Buffon dan Donnarumma Saat Masih Muda
- Thomas Delaney Langsung Jadi Kunci Werder Bremen
Kemenangan Vardy dkk. di kandang West Ham 3-2 pada 18 Maret memutus rekor buruk tak pernah menang Leicester di partai away EPL musim ini.
Konsekuensi segala catatan oke ini adalah mereka melesat dari penghuni sekitar zona degradasi hingga kini mendekati area 10 besar klasemen.
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.757 |
Komentar