Petenis terbaik Indonesia, Christopher Rungkat, memberi nasihat untuk para pemain muda yang masih kesulitan untuk menembus babak utama turnamen tenis internasional kelas Futures.
"Saya dulu juga kalah di babak kualifikasi. Namun, lama-kelamaan level permainan saya naik," kata Christo kepada Juara setelah partai final tunggal turnamen ITF Combiphar Indonesia Open F4 Futures di Hotel Sultan, Jakarta, pada Minggu (2/4/2017).
"Harus rajin latihan dan ikut turnamen. Jika kalah di babak awal tidak apa, terus coba lagi sampai rintangannya berhasil kita dobrak," kata petenis peringkat ke-447 dunia di sektor tunggal putra itu (pada 3 April 2017).
Christo menyambut baik semakin banyaknya turnamen kelas Futures yang diadakan di Indonesia belakangan ini.
Pada 2015, Pelti menggelar tiga turnamen Futures. Tahun berikutnya meningkat menjadi enam turnamen.Pada 2017, Pelti rencananya menggelar 12 turnamen Futures.
"Itu bagus karena para pemain muda Indonesia membutuhkan pengalaman bermain di pertandingan kelas internasional untuk menambah jam terbang. Mereka tak perlu keluar banyak uang untuk mengikuti turnamen di luar negeri," ujar petenis berusia 27 tahun itu.
Christo tercatat mulai tampil di turnamen kelas Futures pada tahun 2005, saat dia masih berusia 15 tahun.
Karena rajin mengikuti turnamen Futures dan sempat menetap di Valencia, Spanyol, kemampuan Christo pun meningkat.
Christo merupakan peraih tiga medali emas pada SEA Games 2011 di Palembang. Dia juga bisa ikut kualifikasi turnamen Grand Slam Australia Open pada 2013.
"Saya melihat pemain muda sekarang kurang gigitannya, kurang menjadi kompetitor yang ngotot. Itu karena mereka kurang kompetisi," ujar petenis yang sejak 2016 menggelar turnamen nasional melalui Christopher Benjamin Rungkat Foundation.
Pada Indonesia F4 Futures dan Indonesia F5 Futures yang berlangsung April 2017, tidak ada satu pun petenis muda Indonesia yang masuk babak utama setelah meraih kemenangan-kemenangan di babak kualifikasi.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | - |
Komentar