Atletico cukup lama dikenal sebagai klub yang menampilkan penyerang-penyerang hebat. Tradisi itu bertahan sampai sekarang.
Penulis: Christian Gunawan
Pada era 1960-an, Luis Aragones mencuat menjadi pencetak gol terbanyak buat Atleti hingga kini dengan 173 gol di semua ajang.
Dari era 1980-an, Hugo Sanchez mentas di Vicente Calderon sebelum menyeberang ke rival sekota, Real Madrid. Duet Paolo Futre dan Manolo juga tenar dari periode ini.
Dari 1990-an, Atletico menghadirkan Francisco “Kiko” Narvaez hingga Christian Vieri, yang meskipun hanya semusim tapi menghasilkan torehan mengesankan: 29 gol dari 32 penampilan.
Setelah pergantian milenium, Los Rojiblancos menghadirkan produk asli akademi mereka, Fernando Torres.
“El Nino” Torres masih rajin mencetak gol sekembalinya ke Calderon usai tampil di luar Spanyol pada rentang 2007-2015. Saat Torres masih produktif, Atleti menyajikan kekuatan di lini depan dalam duet utama, Antoine Griezmann dan Kevin Gameiro.
Sampai pekan ke-28, duet Griezmann-Gameiro menghasilkan total 24 gol di La Liga.
Angka itu masih jauh dari 49 gol hasil kombinasi Lionel Messi dan Luis Suarez di Barcelona.
Akan tetapi, musim ini adalah musim perdana duet 2G di Atleti itu.
Walaupun musim ini menjadi yang pertama dan mungkin sekaligus terakhir mengingat ketertarikan tinggi klub-klub besar Eropa terhadap Griezmann, kolaborasi dua penyerang asal Prancis itu berpeluang menjadi salah satu yang terbaik.
Ya, musim ini Atletico menghadirkan lagi kekuatan di lini depannya dalam duet terbarunya tersebut. Masih harus diperdebatkan lagi Antoine Griezmann dan Kevin Gameiro, kolaborasi mungkin hanya semusim. apakah lini depan adalah sektor terkuat Atleti saat ini.
Tak seperti duet-duet maut Rojiblancos sebelumnya, kemampuan Griezmann dan Gameiro segera nyetel di musim pertama didorong sebuah keuntungan.
Faktor senegara boleh jadi membuat duet Griezmann dan Gameiro tampil kompak. Komunikasi lebih lancar sangat mungkin mendukung kepaduan itu.
Dengan pengalaman yang lebih banyak, Griezmann terlihat masih lebih dominan dibandingkan kompatriotnya. Griezmann telah mencetak 14 gol dari 27 pertandingan (0,52 gol per laga), sementara Gameiro 10 gol dari 26 laga (0,38 gol per laga).
Sejauh ini kerja sama keduanya hanya menghasilkan 0,9 gol per partai. Dengan penghitungan rata-rata secara kasar serupa, duet Prancis ini tak berada jauh dari torehan beberapa pasangan hebat sebelumnya.
Persoalan penyesuaian, Griezmann-Gameiro bahkan sebenarnya tidak buruk.
Baca Juga:
- Diego Costa Ingin Jebol Man City
- Ada Satu Pemain Juventus di Balik Kepindahan Pogba ke Man United
- Ibrahimovic: Apakah Gol Saya Offside?
Di musim perdana kolaborasi, mereka lebih baik daripada Torres dan Sergio Aguero pada 2006/07.
Saat itu, Torres-Aguero hanya mengemas 0,55 gol per pertandingan. Griezmann-Gameiro hanya berbeda sedikit dari Aguero dan Diego Forlan semusim kemudian.
Tak mustahil torehan mereka menyamai atau bahkan melewati catatan musim perdana Aguero-Forlan, yang berbeda 0,05 saja. Duet 2G juga masih mungkin mendekati rata-rata yang dibuat Diego Costa dan Radamel Falcao di 2012/13, musim tunggal duet mereka, sebesar 1,14 gol per partai.
Untuk torehan semusim, pasangan Aguero-Forlan pada 2008/09 bakal sulit didekati. Mereka menghasilkan total 1,43 gol per pertandingan.
Forlan menggila musim itu dengan 32 gol dari 33 partai di La Liga alias mencatat rata-rata 0,97 gol per laga. Griezmann-Gameiro berpotensi menjadi salah satu pasangan yang dikenang para suporter Atleti.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar