Kritik adalah hal biasa buat megabintang sepak bola seperti Lionel Messi. Striker FC Barcelona itu punya cara sendiri untuk menghadapi komentar miring.
Messi kerap dikritik lantaran tak kunjung membawa timnas Argentina berprestasi di panggung internasional. Tiga kali berturut-turut membawa Tim Tango ke final kompetisi besar sebagai kapten, tetapi berujung runner-up.
Messi gagal membawa Argentina berjaya pada Piala Dunia 2014 dan dua edisi teranyar Copa America (2015 dan 2016).
Sebagai superstar, Messi sadar dirinya akan terus disorot dan bakal berimbas kritik andai gagal menghasilkan gelar.
"Saya mengerti pemikiran orang-orang yang menginginkan kami juara. Kami, para pemain di timnas, juga mau mendapatkan trofi," kata penyerang berusia 29 tahun itu dikutip Marca.
Baca juga:
- Arsenal Cuma Imbang, Suporternya Berkelahi
- Tiga Catatan Emas Luis Suarez di Markas Granada
- Arsenal Tahan Man City di Emirates Stadium
"Saya tidak memedulikan kritik karena saya tahu apa yang terjadi di tim," ucap Messi.
Dalam beberapa pekan terakhir, Messi juga mendapat sorotan setelah mendapat hukuman dari FIFA berupa larangan tampil dalam empat laga internasional.
Hukuman muncul setelah pemilik lima Ballon d'Or itu kedapatan menghina asisten wasit pada Kualifikasi Piala Dunia 2018, Kamis (24/3/2017). Tim Tango takluk 0-1 pada duel tersebut.
Tanpa kehadiran Messi, Argentina tumbang 0-2 dalam pertandingan selanjutnya di rumah Bolivia, Estadio Hernando Siles.
Dihitung dengan laga kontra Bolivia, berarti sudah delapan kali Argentina bermain tanpa Messi selama Kualifikasi Piala Dunia 2018. Mereka cuma mampu menang sekali dan seri empat kali.
Sementara itu, dengan diperkuat Messi, Tim Tango mengukir lima kemenangan dan hanya sekali kalah dari enam laga.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Marca |
Komentar