Rencana regulasi lima pergantian pemain di Liga 1 musim 2017 membuat PSSI dihantam kritik. Pemilik otoritas tertinggi bal-balan nasional itu dianggap gegabah karena aturan tersebut bertentangan dengan Laws of the Game FIFA, yang hanya mengizinkan maksimal tiga pergantian di kompetisi resmi.
Penulis: Andrew Sihombing/Yan Daulaka/Sahlul Fahmi/Ovan Setiawan/Kukuh Wahyudi
Masyarakat boleh protes, tetapi sejumlah klub peserta Liga 1 justru mendukung.
“Wacana lima pergantian di Liga 1 itu bagus-bagus saja mengingat peraturan bahwa pemain U-23 hanya bisa diganti sesama pemain U-23 pada 45 menit pertama,” kata CEO Bali United, Yabes Tanuri.
Manajer Umum Arema FC, Ruddy Widodo, setali tiga uang.
“Bila ketiga pemain U-23 mengalami cedera di 45 menit awal dan mesti diganti, pergantian pemain sudah langsung habis bila jatahnya cuma tiga,” ujarnya.
Baca juga:
- Timnas Malaysia Kembali Ganti Julukan
- Komodo Salah Satu Alasan Peter Odemwingie Lanjutkan Karier di Indonesia
- Asa dan Optimisme Pelatih Lampung Sakti di Grup 2 Liga 2
Sikap sejumlah klub tersebut bukan tanpa alasan. Selain melindungi kepentingan mereka dalam upaya mengejar kemenangan dan gelar juara, juga karena usulan lima pergantian itu memang datang dari klub.
“Berawal dari ditetapkannya aturan bahwa klub boleh mendaftarkan 20 pemain di tiap partai, ada perwakilan klub yang mengusulkan lima pergantian. Usul ini kemudian disepakati secara bersama dan diputuskan oleh Bapak Joko Driyono,” kata Reza Dwi Putra, perwakilan Persegres di manager meeting beberapa waktu lalu.
Rapat Jarak Jauh
Editor | : | Estu Santoso |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar