Ada yang menarik dari taktik Manchester City saat bermain di kandang Arsenal pada lanjutan Premier League atau kasta tertinggi sepak bola Inggris, Minggu (2/4/2017). Manajer Pep Guardiola memplot Jesus Navas sebagai pemain belakang.
Posisi natural Navas adalah sayap. Namun, dalam laga di Emirates Stadium, pemain asal Spanyol itu ditempatkan di sisi kanan pertahanan dalam formasi 4-2-3-1.
Duel berakhir dengan skor 2-2. Gol City datang dari Leroy Sane pada menit kelima dan Sergio Aguero (42'), sedangkan Arsenal mendapatkan gol via Theo Walcott (40') serta Shkodran Mustafi (53').
131 - There were just 131 seconds between Arsenal's equaliser and Sergio Aguero's goal for Man City. Quickfire.
— OptaJoe (@OptaJoe) April 2, 2017
Ada alasan mengapa sang juru taktik menempatkan Navas di posisi yang tak biasanya.
"Saya memainkan dia di belakang karena Bacary Sagna cedera dan Pablo Zabaleta tidak dalam kondisi siap," kata Guardiola selepas laga.
Baca juga:
- Tisu Toilet Siap Menyambut Higuain di Napoli
- Hilangnya Daya Magis Gol Fabregas
- 'Tripoin Manis di Kandang Chelsea'
"Jesus selalu pantas mendapatkan yang terbaik karena dia adalah pemain hebat. Saya merasa senang untuk dia," ucap eks juru taktik FC Barcelona itu.
Penampilan Navas tak bisa dibilang buruk. Ia tampil cukup baik dengan mencatatkan delapan tackle, empat intersep, dan sekali sapuan.
"Saya ingin memberikan selamat kepada Jesus yang telah bermain apik melawan salah satu striker terbaik dunia, Alexis Sanchez," ujar Guardiola.
Bukan kali ini saja Guardiola melakukan eksperimen. Saat masih menangani Barcelona dan Bayern Muenchen, ia cukup sering mengubah posisi pemain.
Guardiola adalah sosok yang menggeser posisi Javier Mascherano dari gelandang bertahan ke bek tengah, Philipp Lahm dari bek sayap ke gelandang bertahan, dan Joshua Kimmich dari gelandang ke bek.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | BBC |
Komentar