Menjadi manajer klub Liga Inggris tidak mudah. Demikian pesan dari Roberto Mancini untuk penerusnya di Manchester City, Pep Guardiola.
Guardiola datang ke Manchester City pada musim panas 2016 dengan bermodalkan sederet gelar prestisius.
Selain juara di Spanyol dan Liga Champions bersama FC Barcelona, ia juga mencicipi manisnya titel Liga Jerman bareng Bayern Muenchen.
Punya CV mentereng, kiprah Pep sebagai juru taktik Man City justru tak terlalu mulus. Melewati 28 partai liga musim ini, Sergio Aguero dkk bercokol di peringkat ketiga klasemen dengan terpaut 12 poin dari Chelsea selaku pemuncak tabel.
Menurut Mancini, Guardiola terlalu diberi kemudahan ketika melatih Barca dan Bayern. Ia menilai rekan seprofesinya tersebut baru menghadapi tantangan yang sesungguhnya saat datang ke Inggris.
Baca juga:
- Mesin Penggerak Real Madrid Menolak Istirahat
- Mantan Kiper Barcelona Bikin Aplikasi Kencan Online
- 'Lionel Messi Tidak Normal'
"Di Barcelona, dia memiliki Lionel Messi dan Andres Iniesta yang begitu fenomenal dan rival mereka hanya Real Madrid. Kemudian dia pergi ke Bayern Muenchen yang selalu memetik kemenangan," kata Mancini dilansir Marca.
"Dia tidak pernah mengalami kesulitan bersama tim sebelumnya. Namun, Inggris berbeda karena ada enam tim yang jadi kandidat serius dalam memperebutkan gelar," ucap eks penyerang timnas Italia itu.
Mancini sendiri pernah merasakan beratnya kompetisi Negeri Ratu Elizabeth II. Ia mulai menukangi Man City pada 2009 dan menerima pemecatan empat tahun kemudian.
Mancini pula yang membawa klub berjulukan The Citizens itu ke tangga juara kasta tertinggi sepak bola Inggris pada 2011–2012, titel pertama mereka di era Premier League.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Marca |
Komentar