Bukannya mendapatkan sambutan antusias, proses pemilihan pemain terbaik Arsenal pada bulan Maret justru dijadikan suporter sebagai bahan olok-olok. Mereka bingung karena harus memilih yang terbaik di bulan yang begitu menyedihkan.
Penulis: Sem Bagaskara
Maret tak berjalan menyenangkan bagi Arsenal. Dalam empat partai pada bulan ini, The Gunners cuma sekali menang dan menelan tiga kekalahan.
Nilai satu-satunya kemenangan itu pun tak terlalu tinggi karena cuma muncul saat anak asuh Arsene Wenger bertemu klub kasta kelima Inggris, Lincoln City, di perempat final Piala FA.
Saat mengundang fan agar memberikan suara untuk memilih pemain terbaik bulan Maret via Twitter, akun resmi Arsenal malah mendapatkan balasan kurang mengenakkan.
"Penjual burger di luar Northbank adalah pilihan saya!" ujar salah satu fan.
Jawaban-jawaban lain bernada sarkastik lantas bermunculan seperti "Nicklas Bendtner", "Mereka semua payah. Berikan kepada tim wanita yang lebih layak", sampai yang paling klasik "Wenger Out".
Baca Juga:
- Romelu Lukaku, Kandidat Top Skorer Paling Krusial
- Legenda Real Madrid Anggap Barcelona Lebih Konsisten
- Indonesia U-22 Bersiap ke Spanyol
"Kami berada di situasi yang rumit. Namun, masalah ini bukan cuma tanggung jawab Wenger. Kami pemain yang berada di lapangan mesti bekerja lebih keras," kata bek The Gunners asal Prancis, Laurent Koscielny, di L'Equipe.
Standar tinggi sebenarnya masih diperlihatkan oleh beberapa pemain Arsenal, terutama sang penyerang andalan: Alexis Sanchez.
Tak bisa dimungkiri bahwa Alexis merupakan pemain terbaik The Gunners musim ini.
Bicara perbendaharaan gol, pria kelahiran Tocopilla, Cile, itu tampil sebagai pemuncak via koleksi 18 biji di Premier League.
Alexis sering tampil sebagai pemecah kebuntuan. Sebanyak delapan dari total 18 koleksinya menjadi gol pembuka The Gunners.
Sejak datang ke Premier League pada 2014, Alexis tak pernah setajam sekarang. Tak cuma cakap sebagai penyelesai, musim ini pemain beralias El Nino Maravilla itu juga jago melayani.
Ia mengambil alih citra Mesut Oezil sebagai raja assist Arsenal. Musim ini terdapat sembilan operan Alexis yang telah memicu gol The Gunners.
Di lain sisi, koleksi assist Oezil baru empat buah. Alexis juga berada di urutan satu ranking ratarata tembakan (3,5 per gim), operan kunci (2,4), dan dribel sukses (2,7) Arsenal.
Etos Kerja
Tak aneh jika situs Whoscored memberikan ponten 7,84 kepada Alexis alias tertinggi di antara anggota skuat The Gunners musim ini.
Melihat pencapaian mentereng tersebut, sekilas terasa tak adil jika Alexis turut dijadikan kambing hitam atas kemerosotan performa tim.
Kendati demikian, di balik konsistensi Alexis, terdapat statistik minor yang dianggap berdampak kepada performa The Gunners secara keseluruhan.
Pertama adalah soal fokus. Alexis sering menjadi penghambat laju aliran permainan Arsenal. El Nino Maravilla masuk ke dalam tiga besar pemain yang paling sering kehilangan bola di Premier League 2016/17.
Lawan 82 kali sukses mencuri bola dari penguasaan Alexis. Catatan itu hanya kalah buruk dari Wilfried Zaha (Crystal Palace/84 kali kehilangan bola) dan Salomon Rondon (West Brom/84).
Imbauan Koscielny agar tim bekerja lebih keras pasti juga menyentil Alexis. Etos kerja eks pilar Udinese itu memang mengalami penurunan.
Sebelumnya, ia dikenal sebagai pemain yang pantang menyerah memburu bola ke mana pun. Tapi, secara mengejutkan Alexis musim ini tak pernah mencatat jarak jelajah lebih dari 10 kilometer dalam satu laga.
Padahal, ia sudah tampil penuh sebanyak 20 kali. Oezil, yang sering disebut pemalas, bahkan telah 14 kali menembus plafon 10 kilometer jarak jelajah.
Arsenal bahagia sekaligus dibuat menderita. Sebab, andalan mereka, Alexis, konsisten mengancam gawang lawan, tapi belum menampilkan intensitas kerja terbaiknya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No.2.754 |
Komentar