Ada beberapa alasan di balik suksesnya penerapan strategi baru 3-4-3 di Barcelona pada 2016-2017. Salah satunya adalah keberadaan penyerang asal Brasil, Neymar.
Penulis: Theresia Simanjuntak
Sistem 3-4-3 sesungguhnya bukan formasi yang benar-benar baru. Hanya, jarang diterapkan. Menurut Opta, pola tersebut baru digunakan sebanyak 18 kali dalam lima musim terakhir.
Di seluruh kompetisi musim ini, pelatih Luis Enrique sudah mengaplikasikan 3-4-3 sebanyak tujuh kali. Hasilnya, Barca menang enam kali dan kalah sekali.
Satu-satunya hasil minor itu terjadi dalam gim kekalahan 1-2 dari Deportivo La Coruna, Minggu (12/3/2017).
Tentu, suksesnya sebuah formasi ditopang oleh kejelian seorang pelatih menentukan para pemain yang cocok dengan strateginya.
Statistik di semua ajang 2016-2017 memperlihatkan Barca selalu memenangi pertandingan dengan sistem 3-4-3 di mana Neymar bermain.
Baca Juga:
- Johann Zarco Ambil Pelajaran Setelah Terjatuh pada GP Qatar
- Pelatih Irlandia Tidak Mau Menebak-nebak Kesembuhan Coleman
- Courtois dan Fellaini Tambah Daftar Cedera Belgia
Saat takluk di tangan Deportivo, Neymar tidak disertakan dalam skuat.
Pemain berusia 25 tahun itu dapat cepat nyetel dengan pola 3-4-3 dikarenakan formasi tersebut justru bisa mengeksplorasi salah satu kualitas terbesar Neymar, yakni kecepatan.
Sebagai sayap kiri, Neymar tampak bergerak amat leluasa di 3-4-3. Berbekal kecepatan, ia dengan mudah berakselerasi dari lini depan ke belakang atau sebaliknya.
Tak hanya konsisten menyerang lawan, Neymar sesekali mau membantu lini pertahanan.
Fleksibilitas
Ada fleksibilitas dalam formasi 3-4-3. Ketika tim mau menyerang atau bertahan, sistem tersebut bisa berubah.
Di Barca, pola 3-4-3 akan berubah menjadi 3-1-3-3 saat menyerang dan berganti menjadi 4-4-2 ketika harus bertahan.
Inilah mengapa kecepatan Neymar terasa krusial. Tatkala Barca bermain dengan 3-1-3-3, mantan bintang Santos itu dengan liarnya menyisir sisi kiri tim.
Apabila pola menjadi 4-4-2, Neymar bakal mundur dari posisi asli dan menjadi gelandang kiri, sehingga lini depan biasanya cuma menyisakan Lionel Messi dan Luis Suarez.
Intinya, modul 3-4-3 telah memberikan ruang bagi Neymar untuk bergerak sebebas-bebasnya. Tak heran, ia rutin mencatatkan diri sebagai pembuat dribel paling sering dalam satu pertandingan di mana Barca memakai 3-4-3.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | Tabloid BOLA 2.754 |
Komentar