Mantan pemain Liverpool era 1980-an, Graeme Souness, menilai kurang konsistennya Liverpool sama dengan Manchester United di masa dia masih aktif bermain.
Liverpool saat ini menduduki peringkat keempat klasemen sementara Premier League. Sebelumnya, mereka sempat bertahan di posisi kedua menempel Chelsea dari pekan ke-16 hingga 20.
Namun, kiprah Philippe Coutinho dkk terhalang penampilan buruk saat bermain kontra tim kecil.
Total, The Reds lima kali menelan kekalahan, yang semuanya terjadi saat melawan tim gurem di Liga Inggris; Burnley, Bournemouth, Swansea City, Hull City, dan Leicester City.
Hasil tersebut timpang dengan pencapaian Liverpool yang tidak pernah kalah saat menghadapi tim enam besar Premier League.
Baca Juga:
- Liverpool Terlalu Baik ke Tim Papan Bawah
- Juergen Klopp, Pemburu yang Diburu
- Rekor 47 Partai Gol James Milner
Fenomena tersebut mengingatkan Souness pada performa musuh bebuyutan Liverpool, Manchester United, sekitar tiga dekade lalu.
"Sewaktu saya masih bermain untuk Liverpool, Manchester United kala itu sama dengan Liverpool yang sekarang. Mereka tampil bagus melawan tim-tim besar, lalu menelan kekalahan tidak penting melawan tim kecil. Penampilan seperti itu harus diubah kalau Liverpool ingin juara liga," kata Souness.
The run, the touch, the finish. https://t.co/XxvthAxI9J
— Liverpool FC (@LFC) March 24, 2017
Dia meminta Juergen Klopp, pelatih Liverpool, untuk mendidik skuatnya tidak memandang enteng lawan.
"Para pemain Liverpool dulu selalu diingatkan bahwa tidak ada pertandingan yang tidak penting, terutama melawan tim kecil. Bagi Liverpool, mungkin pertandingan melawan tim seperti itu tak penting, tetapi tidak untuk mereka," kata eks gelandang berusia 63 tahun itu.
Meski mengkritik konsistensi Liverpool, Souness tetap yakin mantan klubnya tersebut bisa finis di empat besar pada akhir musim nanti, sementara Man United dan Arsenal justru akan gagal.
"Man United terlalu sering seri dan hasil tersebut tidak akan cukup untuk lolos ke Liga Champions via empat besar klasemen. Arsenal biasanya bangkit pada April dan Mei untuk menyelesaikan Liga Inggris di peringkat empat besar, tetapi rasanya hal itu tidak akan terjadi," tuturnya.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Independent |
Komentar