Tingkah kontroversial Iwan Setiawan, yang sebenarnya sudah bisa diperkirakan, akhirnya terjadi juga. Setelah membawa tim asuhannya, Persebaya, menang tipis 1-0 lewat gol penalti dalam laga uji coba kontra PSIS di Gelora Bung Tomo akhir pekan lalu, sang pelatih menyebut tim lawan seperti banci karena bermain sangat defensif dan menumpuk pemain di lini belakang.
Penulis: Tovan Bram Kumar/Suci Rahayu/Andrew Sihombing
Bila mencermati rekam jejak Iwan Setiawan selama ini, kalimat yang dilontarkannya tentu tidak mengejutkan.
Karakter pelatih kelahiran Medan, 5 Juli 1068, tersebut memang bak bom waktu yang bisa setiap saat meledak dan membuat merah telinga lawan.
Mengontrol ucapan Iwan sangat sulit bila tak mau dibilang mustahil. Mungkin, hanya dia sendiri yang tahu kalimat pedas apa yang bakal terlontar dari mulutnya.
Iwan bisa mencerca siapa saja, termasuk kubu lawan seperti Persib di Piala Presiden 2015 yang disebutnya bukan tim istimewa kendati diperkuat sejumlah pemain timnas.
Baca Juga:
- Urung ke Madura United, Peter Odemwingie Dibajak Klub Liga 1 Lain
- Hamilton Menanti Duel dengan Bottas pada GP Australia
- Potensi Medali Jadi Penentu Cabang Olahraga pada Asian Games 2018
Selain itu, PS TNI di Piala Jenderal Sudirman juga sempat diremehkannya sebagai tim amatir sebagaimana dilansir JUARA.
Atau, bahkan pemain sendiri seperti ketika ia menukangi Persijatim Solo FC pada 2002. Saat itu, ia menyebut sang bomber, yang juga eks striker timnas, Indriyanto Nugroho, bak perempuan akibat penampilan yang buruk.
Iwan tentu merupakan antitesis sendiri di sepak bola Indonesia.
Saat banyak pelatih lokal yang sungkan berkomentar tentang klub lawan dan lebih cenderung berucap normatif, Iwan memilih jalan berbeda dan menempuh medan perang ekstra di luar lapangan.
Ingat, kalimat yang dilontarkan Iwan soal PSIS terjadi selepas laga uji coba. Bayangkan teror mental seperti apa yang akan meluncur dari mulutnya di kompetisi sesungguhnya nanti.
Sugiantoro, eks bek timnas yang kini menukangi Persik, mengaku tak akan terganggu dengan sikap kontroversial Iwan.
"Sebagai pelatih muda, pasti saya harus tetap hormat kepada pelatih senior di Indonesia. Walaupun nanti ada psywar pada tim saya ke depan, kami tetap fokus dan bermain dengan gaya sendiri," tuturnya.
Namun, belum tentu semua pelatih di Liga 2 akan bersikap seperti halnya Sugiantoro.
Boleh jadi ada juga pelatih atau malah suporter tim lawan yang terpancing dan membalas komentar Iwan dengan kalimat yang tak kalah nyelekit.
Iwan mungkin berbeda dengan pelatih lain. Hanya, sedikit-banyak mungkin sikap kontroversial itu memang dibutuhkan oleh Liga 2.
Kalimat-kalimat nyeleneh dari Iwan akan membuat kompetisi kasta kedua sepak bola nasional mencuri sebagian porsi perhatian dari Liga 1.
Hanya, bagi suporter Persebaya, tentu yang lebih mereka butuhkan adalah bukti tangan dingin "Si Mulut Besar" seperti ketika ia membawa Pusamania Borneo FC ke tangga juara Divisi Utama 2014.
Iwan sendiri optimistis dengan target tersebut.
"Persebaya memiliki sumber daya pemain muda yang melimpah dan mental serta semangat yang luar biasa," kata pelatih berlisensi A AFC ini kepada Tabloid BOLA.
"Dalam membangun tim, saya mengedepankan motivasi dan komunikasi intens dengan pemain. Insya Allah, karakter saya cocok di Persebaya dengan gaya militan tersebut," ucapnya.
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar