Sepak bola di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bergairah. Banyaknya nama-nama pemain bertalenta yang berhasil dijaring dari kawasan tersebut oleh tim pencari bakat, menjadi pemicu utama.
Aksi blusukan pelatih timnas Indonesia U-19, Indra Sjafri, hingga pelosok terdalam NTT untuk menyeleksi pesepak bola lokal yang nantinya dipakai untuk memperkuat skuat timnas besutannya, menjadi awal semua itu.
Karena setelah aksi Indra Sjafri, disusul secara beruntun oleh pelatih lain, seperti Raja Faisal (Persih Tambilahan), hingga terakhir pelatih muda berbakat yang juga putra NTT, Ricky Nelson Gideon (PBFC).
Kedatangan mereka memancing keluar anak-anak remaja kampung dan kota untuk berlomba-lomba unjuk kebolehan agar bisa dilirik.
Fenomena ini membuat beberapa orang berduit di NTT seperti Fary Francis dan David Fulbertus tergerak hatinya untuk menyambut antusiasme para pesepak bola muda tersebut.
Selain membuka sekolah sepak bola (SSB), mereka juga membangun komunikasi dengan klub-klub besar serta para pemangku jabatan di PSSI pusat.
Saat ini, ada dua SSB yang tengah naik daun dan menjadi pionir membuka jalan pembinaan anak-anak NTT di berbagai jenjang usia.
SSB tersebut adalah SSB Bali United Kristal Kupang dan SSB Bintang Timur di Kabupaten Belu, tepatnya di perbatasan Republik Indonesia-Timor Leste.
"Keinginan kami hanya supaya sepak bola di NTT tidak terus ketinggalan dari daerah lain," ucap David Fulbertus, pemilik Hotel Swiss-Belinn Kupang yang juga Direktur SSB Bali United Kristal.
Editor | : | Aloysius Gonsaga |
Sumber | : | - |
Komentar