Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pemain Asing di Liga Indonesia: Awas Nyaris Habis

By Kamis, 23 Maret 2017 | 05:01 WIB
Richard Knopper, saat membela PSM Makassar di ajang Liga Primer Indonesia 2010-2011.
PSM MAKASSAR
Richard Knopper, saat membela PSM Makassar di ajang Liga Primer Indonesia 2010-2011.

Konsep marquee player sebenarnya bukan hal baru di sepak bola Indonesia. Liga Primer Indonesia (LPI) pernah menggunakan cara tersebut guna menarik minat sekaligus bersaing dengan kompetisi tandingannya,  Indonesia Super League (ISL).

Penulis: Ferry Tri Adi/Budi Kresnadi/Gonang Susatyo

Gaya yang dilakukan LPI sebetulnya mirip Liga Indonesia (LI) edisi perdana. Kecewa dengan kualitas pemain asing, salah satu klub LI, Pelita Jaya, mendatangkan pemain kelas dunia seperti Roger Milla dan Emmanuel Maboang Kessack, yang pernah berlaga di Piala Dunia.

Bedanya, bukan keinginan klub-klub LPI menggunakan marquee player. Konsorsium LPI yang mengucurkan dana segar untuk merekrut marquee player.

Para pemain bintang tersebut kemudian disebarkan ke beberapa klub. Rencana awal, konsorsium LPI berniat mendatangkan 12 marquee player semisal Robbie Fowler, Nicky Butt, dan Roy Makaay.

Tak hanya marquee player yang dihadirkan LPI, tetapi juga marquee coach demi mendongkrak daya tarik kompetisi. Selain itu, LPI juga menginginkan adanya transfer ilmu dari bintang-bintang dunia itu.

“Kehadiran mereka diharapkan membuat kompetisi memiliki daya tarik tersendiri. Untuk pemain, ada transfer kemampuan dan profesionalisme dari mereka. Buat pelatih, kami mengharapkan transfer ilmu dari mereka,” tutur Arya Abhiseka, General Manager Kompetisi LPI di Tabloid BOLA Januari 2011.

Baca Juga:

Tercatat, ada empat nama marquee player yang bermain di LPI, yaitu Richard Knopper (Belanda/PSM), Lee Hendrie (Inggris/Bandung FC), Amaral (Brasil/Manado United), dan Amancio Fortes (Angola/Semarang United).

Namun, mereka gagal bersinar. Yang mengenaskan Knopper. Pemain yang sempat membela Ajax itu telantar. Setelah LPI resmi bubar, konsorsium LPI yang membiayai marquee player tak lagi memerhatikannya.

Sampai-sampai ia dikabarkan meminta manajemen PSM untuk membeli peralatan rumah tangganya untuk biaya pulang kampung.


Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.752


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X