Tak sedikit pemain asing yang punya kisah pilu dan perilaku negatif ketika berada di luar lapangan. Banyak faktor yang mendasari cerita mereka itu. Yang paling sering tak lain masalah gaji dan gaya hidup.
Penulis: Gonang Susatyo/Budi Kresnadi/Ferry Tri Adi
Masih ingat bagaimana nasib Sergei Litvinov mencari rezeki di Tanah Air?
Eks pemain Solo FC, Persikab Bandung, dan PSLS Lhokseumawe itu berjualan jus sebelum di deportasi untuk menyambung hidupnya.
Hidup Diego Mendieta juga berakhir tragis. Pemain asal Paraguay itu tak kunjung mendapat gaji dari Persis Solo hingga ajal menjemput pada akhir 2012.
Lantaran kesulitan biaya, Mendieta sempat meminta ongkos untuk pulang ke negaranya. Namun, hal itu tak bisa dipenuhi.
Lepas dari masalah gaji, pemain asing juga kerap berperilaku negatif di luar lapangan. Sebut saja Kamara Kelvin yang ditangkap polisi akibat kasus penipuan melalui Facebook.
Baca Juga: Marcos Rojo, Sang Pekerja Kotor Mourinho
Mantan pemain PSPS Pekanbaru asal Sierra Leone itu melakukan aksi tersebut bersama sang istri.
Hilton Moreira juga pernah bertindak negatif ketika melakukan pelecehan seksual terhadap seorang pramugari pada 2012. Masih ada penggawa PSM, Roberto Acosta, yang terjerat kasus hukum lantaran menganiaya kekasihnya.
Michael Onuorah dan Austine Bosah Uchenna bahkan terlibat kasus narkoba pada akhir 2010. Pemain yang pernah berkiprah di Divisi Utama Liga Indonesia itu dituduh menyelundupkan sabusabu seberat dua kilogram.
Yang paling fenomenal tentu Marcio Souza. Pemain asal Brasil itu terkenal temperamen. Marcio sempat dikeroyok tiga rekannya sendiri saat memperkuat Perseman Manokwari.
Terakhir, dia ditangkap di Brasil pada pertengahan tahun lalu lantaran terlibat kasus pengaturan skor.
Nyeleneh
Namun, dari beragam kisah pilu dan perilaku negatif itu, ada juga pemain asing yang bertindak nyeleneh. Siapa tak kenal Patricio Jimenez?
Pemain asal Cile itu sempat menjadi bintang Persib pada 2006/07. Ia juga pernah memperkuat klub tenar Indonesia semisal Semen Padang, Sriwijaya FC, PSMS Medan, dan PSIS Semarang.
Pato, sapaan akrabnya, punya gaya eksentrik ketika mengeksekusi penalti. Ia menutup matanya dengan bandana saat menendang penalti.
Pada 2007, ia juga pernah membuat gempar Kota Kembang atas ulahnya menjadi pedagang asongan dadakan bertepatan dengan Natal 2007.
Ia hilir mudik di perempatan Jalan Soekarno-Hatta-Moh. Toha, Bandung, sambil membawa boks berisi rokok, makanan dan minuman. Bahkan Pato sempat naik ke bus menjajakan jualannya.
Ia beralasan melakukan tindakan nyeleneh itu atas kemauan sendiri karena ingin merasakan perjuangan rakyat kecil dalam mempertahankan hidupnya.
Namun, aksi itu menuai masalah. Pato kebingungan karena jumlah uang hasil jualannya tidak sesuai dengan permintaan pedagang. Pasalnya, semua barang dijualnya dengan harga seribu rupiah.
Polisi pun terpaksa turun tangan. Pato dan sang pedagang dibawa ke pos polisi terdekat. Ia baru bisa pulang setelah seorang ofisial Persib yang kebetulan lewat memberikan jaminan.
Kerugian pedagang pun diganti oleh manajemen Persib.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar