Mantan bek Manchester United, Rio Ferdinand, mengaku sempat depresi menyusul meninggalnya sang istri, Rebecca Ellison, pada 2015.
Istri Ferdinand menghembuskan napas terakhirnya pada 2 Mei 2015 ketika masih berusia 34 tahun karena kanker payudara.
Sejak saat itu, pandit BT Sport ini harus menjadi pengayom tiga buah hati mereka, putra Lorenz (10), putra Tate (8), dan putri Tia (5).
Dalam film dokumenter di BBC dan kepada majalah Radio Times, Ferdinand mengaku kesulitan mengatasi kehilangan sang istri. Dia bahkan sempat mengalihkan dukanya ke minuman alkohol selama tiga-empat bulan perdana tanpa Rebecca.
.@rioferdy5 has released the following statement after the passing of his wife, Rebecca; http://t.co/tR3GzdQTfo pic.twitter.com/108zqzw9Ur
— QPR FC (@QPRFC) May 2, 2015
Kala itu, Ferdinand mengaku rasa bersalah menggerogotinya, merasa ia lah yang seharusnya meninggal bukan sang istri.
"Pada awalnya, saya banyak minum pada malam hari. Namun, saya masih bisa bangun di pagi hari untuk mengantar anak-anak sekolah dan tugas-tugas lainnya," ujar Ferdinand.
Ada dua hal yang membuat Ferdinand pada akhirnya bisa bangkit dari keterpurukan.
"Orang-orang di sekitar Anda sangat penting. Saya beruntung memiliki mereka. Selain itu, anak-anak adalah inspirasi saya untuk bangkit dan melakukan segalanya dengan benar," kata bek yang pensiun di QPR itu.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | BBC |
Komentar