Manuver PSSI berkaitan dengan regulasi marquee player disikapi secara hati-hati oleh Arema FC. Klub berjulukan Singo Edan ini tidak ingin hal tersebut menjadi jebakan bila nantinya terlalu bernafsu mendatangkan pemain jebolan liga-liga top Eropa.
Penulis: Ovan Setiawan
Pelatih Arema, Aji Santoso, menilai pertimbangan utama merekrut marquee player bukan cuma ketenaran pemain yang bersangkutan, melainkan juga kualitas.
Jangan sampai kebijakan ini membawa efek negatif terhadap kesolidan tim.
“Pemakaian marquee player seharusnya tak hanya mempertimbangkan segi komersial, tetapi juga kualitas mumpuni. Mereka mesti bisa menunjukkan skill kelas wahid yang menarik minat orang-orang untuk datang dan menonton aksinya,” kata Aji.
Aji menambahkan, regulasi marquee player dapat menimbulkan efek negatif berupa gap antara klub kaya dengan miskin.
Meski begitu, pria berkacamata ini mengakui bahwa sebagai pelatih dirinya akan mengikuti aturan yang ditetapkan.
“Misalkan disepakati, pelatih tentu akan menjalankan aturan itu. Sebagai orang lapangan tugas kami tinggal mengikuti kebijakan manajemen,” ujar eks juru taktik tim nasional Indonesia U-23 ini.
Aji tidak memungkiri ketertarikan mendatangkan marquee player karena ia melihat titik terang dalam hal peningkatan kualitas liga Indonesia.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar