Bangkok, Thailand terpilih sebagai tuan rumah putaran final Piala Thomas dan Uber 2018 setelah unggul atas New Delhi, India. Hal tersebut dipastikan melalui bidding yang digelar Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (18/3/2017).
Bagi Thailand, ini merupakan kali pertama mereka menjadi tuan rumah Piala Uber. Sebelumnya, Thailand hanya menjadi penyelenggara Piala Thomas 1976.
"Thailand memiliki tim organizing solid dan kami siap sebagai tuan rumah. Tujuan kami adalah menjadikan bulu tangkis sebagai olahraga nomor satu di Thailand," kata Deputi Presiden Asosiasi Bulu Tangkis Thailand, Paisan Rangsikitpho dalam rilis BWF yang dilansir Badzine.
Adapun Basel, Swiss, memenangi bidding kejuaraan dunia 2019 setelah sebelumnya bersaing dengan Tokyo, Jepang. Swiss memiliki pengalaman menggelar kejuaraan dunia 1995 saat berlangsung di Lausanne.
"Kami butuh banyak waktu untuk bekerja melakukan proses bidding. Salah satu hal penting adalah bahwa kru kami telah bekerja selama 27 tahun di Swiss Terbuka," kata Charles A Keller, Direktur Turnamen Swiss Terbuka.
"Kami terbiasa menggelar turnamen besar seperti Swiss dan kejuaraan eropa. Kami berpengalaman dan tim kami sudah seperti keluarga," tutur Keller.
Sementara itu, dua kota di China yakni Nanjing menjadi tuan rumah kejuaraan dunia 2018, sedangkan Nanning kebagian menghelat Piala Sudirman 2019.
"Kami menerima beberapa tawaran berkualitas tinggi dan kami telah menilai apa yang terbaik untuk bulu tangkis pada berbagai level. Hal ini dilakukan seiring usaha kami untuk meningkatkan olahraga bulu tangkis secara global," kata Presiden BWF Poul-Erik Hoyer.
"Event besar BWF menampilkan yang terbaik dari bulu tangkis di mana semua atlet elite saling bersaing. Kami membuka peluang bagi kota-kota lain yang belum mendapat kehormatan sebagai tuan rumah turnamen besar BWF. Hal ini penting untuk pengembangan bulu tangkis," tutur Hoyer.
Dalam 15 tahun terakhir, Negeri Tirai Bambu pernah satu kali menggelar kejuaraan dunia, Piala Thomas dan Uber (tiga kali), dan Piala Sudirman (empat kali).
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badzine |
Komentar