Liga Champions sudah lepas. Sekarang Sevilla bisa fokus sepenuhnya ke pentas La Liga untuk menantang dominator kompetisi: Real Madrid dan Barcelona.
Penulis: Rizki Indra Sofa
Salah satu alasan utama Jorge Sampaoli mengubah formasi, menyimpan pilar-pilar terbaik di laga kontra Leganes akhir pekan lalu, adalah menjaga peluang mereka di leg II 16 besar Liga Champions melawan Leicester City.
Perubahan itu merugikan. Los Nervionenses ditahan Leganes 1-1. Hasil itu membuat mereka defisit lima poin dari Real Madrid di puncak klasemen, dengan Madrid punya satu laga lebih banyak.
Situasi ini membuat peluang Sevilla dicap semakin minim buat naik menyalip Barcelona di posisi kedua dan mengganggu Los Blancos di peringkat pertama.
"Fokus kami sebetulnya bukan menjuarai liga, tapi finis di posisi Liga Champion karena La Liga sudah dikuasai dua tim dengan kekuatan finansial lebih masif dari Sevilla."
Jose Castro Presiden Sevilla
Dianggap sepadan karena duel LC melawan Leicester bersejarah buat Sevilla. Pada akhirnya, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak.
Pengorbanan melawan Leganes bak sia-sia karena Sevilla tersingkir juga di LC. Sekarang, LC sudah tak ada dalam impian, menjaga asa ke juara La Liga pun semakin berat.
Berat, tapi belum tertutup sama sekali. Masih ada 33 poin dari 11 pertandingan tersisa sampai akhir musim. Masih ada juga bentrokan melawan tiga rival langsung: Real Madrid, Barcelona, dan Atletico.
Cenderung gawat mengingat ketiganya berstatus laga tandang. Kunjungan ke Vicente Calderon pada Minggu, 19 Maret, menjadi awal dari rentetan partai tandang neraka.
Setelah Calderon, Sevilla harus singgah ke Camp Nou, rumah Barca, dan Mestalla milik Valencia. Duel kunjungan ke Santiago Bernabeu masih menunggu pada pertengahan Mei di ujung kompetisi.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA No. 2.751 |
Komentar