Saat mencoba bertahan di pucuk klasemen, Madrid harus berlaga dengan sejumlah persyaratan. Selain menghadapi lawan yang akan mengedepankan gengsi, El Real mesti menunjukkan peningkatan yang menghindarkan para pendukungnya dari rasa degdegan.
Penulis: Christian Gunawan
Pertarungan kedua klub ini akan senantiasa dianggap mempertaruhkan gengsi.
Selain gengsi dua dari tiga klub yang belum pernah terdegradasi dari Primera La Liga (satu lagi adalah Barcelona), Bilbao dan Madrid juga kerap menyodorkan atmosfer permusuhan Basque dan Kerajaan Spanyol yang diwakilkan ibu kota, yang dalam sepak bola terutama berupa El Real.
Hanya, selama bermusim-musim, Bilbao cukup tahu diri. Mereka tak pernah menjadi penantang gelar. Los Blancos telah kembali ke puncak klasemen.
Selain berkat kemenangan 2-1 atas Real Betis, kekalahan Barcelona dari Deportivo La Coruna juga memantapkan posisi Madrid di pucuk.
Madrid mendekati gelar liga pertama sejak 2012. Namun, pasukan Zinedine Zidane sering membuat kesalahan yang menyulitkan diri.
Kekalahan 1-2 di Mestalla pada 22 Februari atau hasil 3-3 saat menjamu Las Palmas pada awal Maret adalah contoh ketika raksasa Spanyol itu bisa tersandung ketika diunggulkan menang atas lawan-lawan dari papan tengah.
Kemenangan di Villarreal di antara kedua laga itu juga berlangsung berat. Villarreal unggul dua gol lebih dulu sebelum Madrid membalikkan skor.
Di beberapa laga terakhir, Madrid jarang menang secara mudah. Pekan lalu, Sergio Ramos kembali menjadi penentu kemenangan Real.
Sang bek meminta rekan-rekannya berkonsentrasi saat berlaga. Maklum, El Real kembali harus berusaha keras untuk bisa menang karena Betis unggul lebih dulu.
“Dalam sepak bola, hasil akhir terasa penting. Namun, tak salah pula bila kami harus lebih meningkatkan permainan agar para fan bisa menikmatinya,” tutur Ramos dikutip Movistar. Anjuran itu tak berlebihan.
Madrid bisa mengalami kerepotan besar di San Mames kalau lagi-lagi hilang konsentrasi hingga tertinggal lebih dulu.
Musim lalu, Madrid bisa pulang dari San Mames dengan poin penuh berkat dua gol Karim Benzema.
Hasil itu mengawali catatan tiga kemenangan konsekutif Real di tiga benturan terakhir.
Di pertemuan pertama musim ini, Benzema juga mencetak gol. Alvaro Morata kemudian membuat gol kemenangan setelah penyerang Bilbao, Sabin, sempat menyamakan kedudukan.
Dua musim silam, Bilbao bisa menang di depan publiknya. Mundur satu musim, kedua tim bermain imbang.
Akan tetapi, klub berjulukan Los Leones atau Sang Singa itu selalu bisa ditaklukkan Madrid pada 2010-2013.
San Mames bersiap mengembalikan keangkerannya bagi Los Merengues.
Musim ini, Los Leones baru sekali kalah dan tiga kali imbang di rumahnya itu. Satu-satunya kekalahan terjadi pada pekan kedua di tangan Barcelona, yang juga bermakna Raul Garcia cs. tak membiarkan tamunya pulang dengan tangan penuh dari San Mames setelahnya.
Baca Juga:
- Ke Mana Rekan Seangkatan Michael Essien di Chelsea?
- Modal Penting Juventus untuk Menjuarai Liga Champions
- Inilah Peta Kekuatan Perempat Finalis Liga Champions
Madrid pantas datang dengan jantung berdebar melihat lima kemenangan—separuh dari jumlah kemenangan mereka musim ini—beruntun pasukan Ernesto Valverde di rumahnya itu.
Ya, San Mames menjadi sumber poin bagi si empunya yang memang payah di luar rumah.
Deret kemenangan hanya mempertegas status itu. Bagi Valverde, laga ini dapat menjadi etalase terbaik untuk menggoda Barcelona. Ikatan pelatih berusia 53 tahun itu di Bilbao akan habis pada akhir musim.
Barca disebut meminati Valverde untuk menggantikan Luis Enrique yang bakal hengkang.
Cara pelatih yang mengaku telah menolak tawaran Madrid itu untuk meyakinkan tak lain dengan hasil positif atas Madrid, musuh bebuyutan Barca. El Real sepertinya akan sulit meraup poin penuh.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar