Juventus terkenal dengan tradisi menggembosi kekuatan para rivalnya. I Bianconeri sering berupaya memperkuat diri dengan mencaplok personel terbaik dari klub pesaing mereka.
Penulis: Beri Bagja
Manuver buat Gonzalo Higuain (dari Napoli) dan Miralem Pjanic (Roma) pada musim panas lalu menjadi bukti ambisi Juve menyempurnakan puzzle tim super dari kepingan-kepingan bintang asal kubu kompetitor.
Manuver serupa tak menutup kans merambah area teknik. Belakangan, beredar kencang rumor sang juara Italia menyiapkan pelatih Roma, Luciano Spalletti, sebagai sekoci andai Juve benar-benar melepas Massimiliano Allegri ke Arsenal musim panas nanti.
Sebuah laporan bertitel “Tidur dengan Musuh” di Corriere della Sera bahkan mewartakan Spalletti telah melakukan perjanjian informal dengan Bianconeri walau muncul bantahan dari yang bersangkutan pada akhir pekan kemarin.
“Saya tidak meneken prakontrak dengan siapa pun,” ucap pelatih berusia 58 tahun itu, seperti dikutip Sportmediaset.
Hanya, pada saat bersamaan, Spalletti juga secara tersirat tak menutup pintu buat Juventus. Desas-desus menguat lantaran kontrak lamanya di Roma bakal habis per Juni tahun ini.
“Jika memenangi gelar bersama Roma, saya bertahan. Jika tidak, saya pergi,” kata eks pembesut Udinese tersebut.
While Max Allegri considers #AFC #PSG and #FCBarcelona , #Juventus find his heir - Luciano Spalletti https://t.co/9nnEhIwmRs pic.twitter.com/6BgdamMLxg
— footballitalia (@footballitalia) March 11, 2017
Sebenarnya hubungan Spalletti dengan Juve bukan kali ini saja terbangun. Mantan gelandang Empoli itu bahkan nyaris selalu muncul sebagai kandidat pelatih Juventus ketika mengapung kabar bakal adanya revolusi di area teknik Bianconeri.
Misalnya di 2008, dirinya disebut terlibat efek domino di bursa pelatih bersama Carlo Ancelotti dan Claudio Ranieri. Kala itu, Spalletti melakoni periode pertamanya di balik kemudi Roma.
Menurut laporan, Spalletti bakal menggantikan posisi Ranieri di Juventus andai Ancelotti jadi hengkang dari Milan ke Roma.
Teranyar sebelumnya, Februari lalu, Spalletti diyakini kuat sebagai calon pengganti Allegri mulai musim depan.
“Peluang Spalletti ke Juventus 80 persen,” kata eks Direktur Umum Atalanta dan Udinese, Pierpaolo Marino, pada Rai.
Lagi pula, sang pelatih memang mengungkapkan keterbukaan menerima pekerjaan di tempat lain.
Baca Juga:
- Ke Mana Rekan Seangkatan Michael Essien di Chelsea?
- Alexis Sanchez, Si Anak Tidak Ajaib
- Kampanye Wenger Out, dari Inggris sampai Amerika Serikat
“Apakah akan ke Juventus? Saya akan terus melatih. Saya bisa pergi ke semua klub,” katanya.
Masih sebatas rumor, tapi segala kemungkinan memang bisa tersaji. Boleh jadi deretan kabar ini menimbulkan skenario
hubungan efek domino lagi dari Wenger sampai Roberto Mancini.
Begini urutannya. Wenger pergi dari Arsenal, Allegri datang sebagai pengganti. Kursi peninggalan Allegri di Juve diisi oleh Spalletti.
Posisi lowong di Roma pasca-Spalletti berpeluang diisi Mancini, yang tidak menukangi klub mana pun usai berpisah dengan Inter jelang musim 2016-2017.
Kebetulan, Mancini juga dihubung-hubungkan dengan potensi menduduki jabatan pelatih I Lupi.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar