Terdapat satu persamaan dari Pusamania Borneo FC (PBFC) dan Arema FC selaku petarung final Piala Presiden 2017. Awalnya, kedua tim sama-sama diragukan bisa melangkah jauh dalam turnamen ini meski dengan alasan yang berbeda. Kisah Cristian Gonzalez dan klub Kalimantan juga menarik.
Penulis: Indra Citra Sena/Ovan Setiawan/Suci Rahayu
Pusamania Borneo FC dipandang sebelah mata karena mengirimkan pemain lapis kedua di Piala Presiden 22017.
Kebijakan ini diambil oleh pelatih Dragan Jukanovic karena menginginkan para personel utama, seperti Lerby Eliandry, Ponaryo Astaman, Okto Maniani, dan Leonard Tupamahu, fokus menjalani pemusatan latihan menjelang Liga 1.
Ricky Nelson, yang bertugas memimpin PBFC II, juga tidak dibebani target apapun.
Tak mengherankan bila lolosnya mereka dari fase grup berbau keberuntungan bila melihat hasil-hasil pertandingan versus Barito Putera, Bali United, dan Sriwijaya FC.
Terkesan diremehkan, PBFC justru bisa melangkah ke final kendati lagi-lagi mengandalkan keramahan Dewi Fortuna.
Madura United (8 besar) dan Persib Bandung harus mengubur mimpi juara akibat dipaksa melakoni duel hingga babak adu penalti.
Di lain pihak, Arema merasakan hal serupa.
Keraguan menyelimuti Singo Edan bukan karena menurunkan pemain lapis kedua seperti PBFC, melainkan keberadaan Aji Santoso di kursi pelatih menggantikan Milomir Seslija pada pengujung 2016.
Aremania sempat meragukan kapasitas Aji mengingat rekam jejak kepelatihannya di level klub Indonesia tergolong biasa saja.
Dia belum pernah mencicipi gelar bergengsi sejak menukangi Persik Kediri (2009), Persisam Putra Samarinda (2009-2010), Persema Malang (2010), Persebaya Surabaya (2010-2011), dan Persela Lamongan (2016).
Namun, kenyataannya Aji mampu melambungkan Arema di Piala Presiden.
Dia bahkan membawa filosofi baru dengan keberanian memberikan jam terbang lebih kepada sejumlah pemain muda, mulai dari Bagas Adi Nugroho, Hanif Sjahbandi, Nasir, hingga Adam Alis.
Baik PBFC maupun Arema ibarat martir yang tak kenal lelah dan pantang menyerah berjuang di atas lapangan demi menyelesaikan misi utama, yakni menyajikan permainan terbaik bagi pendukung masing-masing di titik klimaks Piala Presiden 2017.
Gonzales-sentris
Pusat perhatian final Piala Presiden tentu adalah Cristian Gonzales sebagai pemain tersubur turnamen (8 gol).
Dia akan beradu fisik dan mental dengan palang pintu sekaligus kapten PBFC asal Jepang, Kunihiro Yamashita.
Ketajaman Gonzales memang menjadi teror tersendiri buat PBFC.
Striker naturalisasi Indonesia ini dua kali menjaringkan bola ke gawang Pesut Etam dalam sepasang pertemuan di ajang Torabika Soccer Championship (TSC) 2016.
Baca Juga:
- LA Galaxy Sempat Menggoda Zlatan Ibrahimovic
- Man United Superior Atas Chelsea di Piala FA
- Ini Dia Prediksi Skor Juventus Vs Milan
“Gonzales jelas pemain bagus. Kalau ada pemain kami yang down saat menghadapi dia, sungguh salah besar. Seharusnya, kami senang dapat berjumpa striker maut sekaliber El Loco. Berarti, kami memiliki kesempatan untuk menghentikannya,” kata Ricky Nelson kepada Tabloid BOLA.
Produktivitas gol Arema mungkin bertumpu kepada Gonzales, namun Aji enggan lepas tangan begitu saja terhadap kemungkinan PBFC menerapkan pengawalan ketat serta pertahanan berlapis di area kotak penalti.
“Kami sudah mengantisipasi soal penjagaan terhadap Gonzales. Saya siap melakukan beragam perubahan ketika pertandingan berjalan nanti,” ujar Aji.
Alergi Klub Kalimantan
Perjumpaan dengan Pusamania Borneo FC (PBFC) di final Piala Presiden 2017 menghadirkan rasa cemas di benak Arema FC.
Penyebabnya tak lain karena klub kebanggaan arek Malang ini sering kali gagal memetik kemenangan atas klub asal Kalimantan beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan penelusuran BOLA, Arema pernah 14 kali bertanding melawan empat klub Kalimantan, yakni Mitra Kukar, PBFC, Barito Putera, dan Persiba Balikpapan.
Hal itu terjadi dalam lima ajang berbeda sejak 2015 (Piala SCM, Inter Island Cup, Piala Jenderal Soedirman, Piala Gubernur Kaltim, dan TSC).
Hasilnya, Arema hanya pernah menang empat kali alias 28 persen dari seluruh pertandingan. Sisanya (72 persen) berujung imbang dan kalah.
Tim Singo Edan seperti mengalami alergi terhadap klub-klub Kalimantan.
Khusus PBFC, Arema bahkan belum pernah sekali pun mencicipi kemenangan.
Sejarah mencatat Arema keok 0-1 di Piala Gubernur Kaltim, seri 2-2 (Piala Jenderal Soedirman dan TSC), serta kalah 1-2 (TSC).
Satu catatan positif adalah keberadaan Cristian Gonzalez.
Striker berusia 40 tahun itu merupakan momok bagi klub-klub Kalimantan berkat sumbangsih delapan (42 persen) dari keseluruhan gol tim sejak 2015 (19 gol).
Editor | : | Weshley Hutagalung |
Sumber | : | Tabloid BOLA |
Komentar