PALEMBANG,JUARA.net – Mantan pelatih Diklat Sriwijaya FC Palembang, Indrayadi, menilai skuat Sriwijaya FC menjelang kompetisi Liga 1 kelebihan stok lini depan sehingga butuh dikurangi atau dirotasi pada lini lain.
Dari perhitungan Indrayadi, saat ini lini depan Sriwijaya FC disesaki sepuluh pemain, yang terdiri dari kombinasi pemain muda dan senior.
Padahal, selama ini serangan Sriwijaya FC hanya bertumpu pada kinerja Alberto Goncalves alias Beto dan Hilton Mourera.
"Saya menghitung, untuk posisi menyerang, tim Sriwijaya FC sudah memiliki lebih dari 10 orang, termasuk juga Rizky Dwi Ramadhana. Saya heran kenapa Sriwijaya FC banyak menumpuk pemain depan," ujar Indrayadi.
Menurut mantan penjaga gawang PS Pusri Galatama ini, Sriwijaya sudah seharusnya meminjamkan Rizki kepada klub lain agar bisa menambah jam terbang dan pengalaman sang pemain.
Baca Juga: 5 Hal Menarik dari Kemenangan 3-1 Liverpool atas Arsenal
"Terlepas dari pendapat Rizki itu dibuang atau untuk mengurangi pemain di lini depan, ini sebagai bentuk pemberian kesempatan kepadanya agar berkembang di luar," kata Indrayadi.
Indra mengatakan, sejauh ini Sriwijaya FC sudah memiliki pemain dengan tipikal menyerang seperti Airlangga Sucipto, TA Musafri, Nur Iskandar, Anis Nabar, serta Ridwan.
Jika tetap dipertahankan, akan ada pemain penganguran di lini depan Sriwijaya FC.
"Kalau untuk Ridwan, mungkin bisa ditarik sebagai bek kiri. Terakhir kali ini dilakukan oleh coach di Piala Presiden 2017. Memang sebelumnya Ridwan adalah bek. Ini untuk menghindari pengangguran di lini depan," tutur Indra.
Indra juga menjelaskan bahwa saat ini Sriwijaya FC sangat membutuhkan seorang playmaker.
Di ajang Piala Presiden, banyak pihak mengatakan posisi ini pantas disandang Ikhsan Kurniawan. Tetapi, Ikhsan tipikal seorang gelandang bertahan dan bukan pembagi bola.
“Saya melihat gaya bermain Ikhsan sama dengan peran Bustomi di Arema,” tuturnya.
Editor | : | Firzie A. Idris |
Sumber | : | - |
Komentar